Sumsel Berpotensi Mengekspor Durian, Lepas Ekspor Komoditas Pertanian dan Perkebunan

LEPAS EKSPOR : Prosesi pelepasan ekspor komoditas pertanian/perkebunan dan perikanan di Pelabuhan Boom Baru Palembang, kemarin. Total ekspornya mencapai Rp153,4 miliar. Produk yang diekspor seperti kayu olahan, bubuk teh, santan kelapa, palm kernel expell-FOTO: EVAN ZUMARLI/SUMEKS-

PALEMBANG - Badan Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan melakukan pelepasan ekspor komoditas pertanian/perkebunan dan perikanan asal Sumsel melalui Pelabuhan Boom Baru, kemarin (8/12).

Produk yang diekspor itu terdiri dari kayu olahan, bubuk teh, santan kelapa, palm kernel expeller, karet lempengan, dan kelapa bulat dengan nilai mencapai Rp151 miliar. 

Ada pula komoditas perikanan yang diekspor berupa paha kodok sejumlah 17.076 kilogram senilai Rp2,3 miliar dengan negara tujuan Prancis. "Total  nilainya mencapai Rp153,4 miliar," kata Pejabat Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumsel, Azhar Ismail usai pelepasan ekspor komoditas. 

Ia mengatakan salah satu komoditas asal Sumsel yang rutin diekspor dan menunjukkan tren peningkatan signifikan yakni karet lempengan dengan tujuan berbagai negara. Mulai dari ke Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, India, Srilanka dan Rusia. Pihaknya tak hanya memfasilitasi border, tetapi juga melakukan pendampingan pemenuhan persyaratan ekspor agar produk dapat diterima di masing-masing negara tujuan. 

Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M Panggabean menuturkan Provinsi Sumsel masih menyimpan banyak potensi komoditas yang bisa diekspor seperti kelapa dan durian. “Potensi durian sangat banyak dan mereka (konsumen) merasa cita rasa durian Sumsel sangat unik dan bervariasi. Itu menarik mereka,” ungkapnya.

Oleh karena itu, kata Sahat, Badan Karantina membuka peluang dan mendorong Pemerintah Daerah menyiapkan hal tersebut. "Kami akan terus mendorong untuk semakin banyak produk berpotensi yang bisa diekspor," pungkas dia.

Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni mengatakan pelepasan ekspor ini turut membuka peluang baru pertumbuhan ekonomi di Bumi Sriwijaya. Dengan adanya aktivitas ekspor menjadi indikasi bahwa kebutuhan komoditas di daerah telah terpenuhi. “Ini sekaligus menunjukkan sinergitas seluruh lapisan, baik dari instansi pemerintah seperti  Badan Karantina, Bea Cukai, Imigrasi serta para pengusaha, petani, dan pekebun komoditas yang dihasilkan,” pungkasnya. (yun/fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan