Pasang Waste Trap, Cegah Sampah Mengendap

BUANG SAMPAH : Seorang warga membuang sampah ke anak Sungai Kedukan 1. Kebiasaan buruk ini yang membuat akhirnya banyak sampah menumpuk di kanal sungai sehingga memicu banjir genangan air. FOTO : BUDIMAN/SUMEKS--

PALEMBANG - Kanal-kanal anak sungai di Metropolis masih seringkali dijumpai banyaknya timbulan sampah. Stevanus Nalendra, Dosen Teknik Geologi Universitas Sriwijaya (Unsri) menilai sampah pada kanal anak sungai membuat pendangkalan sungai. 

"Dampaknya mengurangi dimensi kapasitas sungai hingga menurunkan fungsi sungai sebagai wadah aliran air. Selain itu menjadi penyumbat saluran-saluran kecil atau drainase,” ujarnya. 

Menurutnya, monitoring secara berkala bisa dilakukan melalui pemasangan waste trap (perangkap sampah), mencegah agar sampah tidak sampai mengendap.

Tak kalah penting pengentasan masalah sampah sejak dari rumah tangga masing-masing. 

Ia mengatakan mengatasi sampah lewat edukasi ke masyarakat sangat penting, namun dengan wawasan baru misalnya mengolah sampah menjadi bermanfaat dan bernilai ekonomis seperti food waste.

Kemudian memperbanyak wadah untuk sampah plastik agar dapat didaur ulang. "Tak kalah penting peletakan sampah organik pada tanah terbuka dapat bermanfaat untuk pemupukan dan sebagainya," ucapnya.  

Karena jika edukasi dalam wujud sosialisasi “jangan membuang sampah” sepertinya masyarakat sudah antipati. Sehingga perlu ada wacana sosialisasi dengan metode persuasif dan memberi inovasi kebaruan. 

Sementara ia tak menampik persoalan banjir genangan air pasca hujan juga akibat anak-anak sungai dangkal sehingga tak meresap genangan air. Maka mengatasinya, ada tiga cara yaitu mengoptimasi resapan, baik secara alami dari akar tanaman dan penghijauan maupun buatan dari sumur-sumur resapan. 

“Kebijakan ini akan sangat optimal jika ditumbuhkan dari rasa kebersamaan warga, melalui gerak resap masing-masing rumah. Ekstremnya perlu regulasi mendesak bagi warga maupun pengembang dengan mewajibkan membuat resapan,” tegasnya. 

Lalu normalisasi kanal atau saluran dengan melakukan pengerukan di berbagai sudut saluran sebagai paradigma perawatan selokan.

"Mulai dari mencanangkan kebaruan teknologi seperti Zero Artificial Run-off (ZARo), Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH), rain water harvesting.

Semuanya berbasis pada pemanfaatan air hujan sehingga air tidak dibiarkan mengalir, namun diresapkan pada akuifer," tandasnya. (nni/fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan