Buang Sampah dari Jendela Rumah?, Kebiasaan Masyarakat Harus Diubah

TUMPUKAN SAMPAH : Aliran anak Sungai Bayas di Jl Mayor Ruslan, Sungai Yu Cing, Sungai Sekanak (kanan) dipenuhi sampah rumah tangga dan eceng gondok. Terjadi sedimentasi sehingga air sungai tak mengalir.-foto : evan/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Di Kota Palembang ini banyak mengalir anak-anak sungai ke perkampungan-perkampungan. Maklum jumlahnya ditaksir mencapai 104-107 anak sungai sehingga wajar Palembang dijuluki sebagai Venesia dari Timur. Tapi yang jadi persoalan, kondisi anak sungai itu tidak seperti tempoe dulu, mengalir dari hulu ke hilir tanpa sampah maupun eceng gondok. 

Sekarang mayoritas anak sungai yang ada justru masih dipenuhi sampah rumah tangga maupun eceng gondok, seperti terlihat di anak Sungai Bayas Jl Mayor Ruslan, Sungai Sekanak di Jl Lunjuk Jaya, Sungai Yu Cing ¾ Ulu, di Jl Faqih Usman, dan sebagainya. Ironisnya beberapa kali dibersihkan, sungai tersebut akan cepat kembali kotor lagi karena pola masyarakat membuang sampah sembarangan. 

Di aliran Sungai Yu Ching, nampak terlihat tumpukan sampah sisa daun nipah yang merupakan  hasil produksi kerajinan tangan masyarakat sekitar. Kemudian sampah dan tanaman eceng gondok juga banyak ditemui di sepanjang aliran sungai di Jl KH Azhari Kelurahan 3-4 Ulu, di Sungai Kedukan Jl KH Wahid Hasyim Lr Terusan Kelurahan 5 Ulu  terjadi pendangkalan sungai akibat sedimentasi dan tanah memadat di aliran sungai tersebut. Di bagian sisinya juga dipenuhi tumpukan sampah rumah tangga. 

"Kita sudah berulangkali mengingatkan warga tidak membuang sampah ke aliran atau sisi sungai, namun seperti tak dihiraukan. Sampah yang dibuang pun tak hanya sampah rumah tangga, juga pakaian sehingga membuat sungai dangkal," ungkap Aris, warga Jl KH Azhari Kelurahan  3-4 Ulu, Jumat (17/11). 

Semua ini juga tak lepas karena ketersediaan fasilitas kotak sampah. Kalaupun ada, warga harus keluar rumah dulu dan jaraknya jauh. Warganya inginnya yang dekat pemukiman penduduk khususnya sekitar perairan Sungai Musi. Kondisi anak sungai yang banyak sampah akhirnya membuat banjir pasca hujan pun sering meluap. 

Hal ini dirasakan warga perumahan Arofatuna lantaran enceng gondok memenuhi Sungai Seluang yang berada di samping Hutan Wisata Punti Kayu. "Banjir di lingkungan perumahan tak kunjung usai. Area banjir ini dari Jl Kol H Barlian Km 7 sampai RT 2, RT 3/RW 4, Perumahan Arofatuna. Setiap kali usai diguyur hujan lebat," ujar warga, Yanawi. 

Makanya pihaknya berharap ada tindakan dinas terkait untuk membersihkan ribuan enceng gondok yang memenuhi sungai. “Kami warga sudah sedikit membersihkan tapi tidak bisa selesai karena banyak enceng gondok-nya," ujarnya. 

Lurah Kelurahan Lawang Kidul, Miniarti SIP menilai pola kebiasaan masyarakat membuat sampah melalui jendela rumah dekat Sungai Jeruju sulit diubah. "Kami menyadari sulit mengubah sifat masyarakat yang sudah lama terbiasa dengan pola hidup ini. Namun, kami tetap membersihkannya secara terus menerus demi menjaga kebersihan sungai," ujar Miniarti, kemarin.

Pihaknya mengaku membersihkan anak Sungai Jeruju secara berkala bersama Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) setempat. "Tapi kami juga butuh bantuan masyarakat agar turut serta dalam upaya membersihkannya. Sungai bersih mungkin bertahan sebulan dua bulan, namun kami sadar perubahan yang lebih besar memerlukan kerja sama dan partisipasi aktif masyarakat," tambahnya.

Salah satu langkah konkret melibatkan masyarakat dalam program "Terjun Bersih". Sebanyak 10 warga diberdayakan dan diajak bergabung dalam kegiatan ini pada setiap titik. "Cuma mencapai perubahan yang berkelanjutan, kita perlu mengubah pola hidup dan budaya masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai," ungkap Miniarti.

Camat Seberang Ulu I, Mukhtiar Hijrun mengaku sikap masyarakat sekitar sungai atau anak sungai apatis sehingga berdampak besar dengan kondisi anak sungai yang ada. 

"Tidak bisa kita tutupi lagi, memang kesadaran masyarakat untuk kebersihan sungai masih minim. Pasalnya anak sungai dan sungai sekitar tempat tinggal mereka sendiri justru penuh sampah dan tanaman air tumbuh subur,” tegasnya. 

Pihaknya sendiri mencoba menanggulangi dengan terus memberikan edukasi dan  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan