60 Persen Potensi Curah Hujan Rendah

-foto net-

SUMATERAEKSPRES.ID - Wilayah Sumsel mulai memasuki masa peralihan musim kemarau ke musim hujan. Untuk curah hujan yang turun pada dasarian I November diprakirakan masih dalam kategori rendah hingga menengah.

“Sifat hujan yang turun sebagian besar di bawah normal. Potensi hot spot masih sangat besar,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I, Wandayantolis.

Sebagian besar wilayah Sumsel berpeluang lebih dari 60 persen terjadi curah hujan rendah. Kecuali sebagian kecil wilayah Muratara bagian barat dan timur, Lahat, Muara Enim, Kota Prabumulih bagian barat, sebagian besar PALI, Muba dan Mura yang berpeluang lebih dari 50 persen terjadi curah hujan menengah.

Namun, masyarakat diharapkan waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang timbul selama periode ini. “Seperti hujan disertai angin kencang, berpotensi untuk terjadi sewaktu-waktu seiring perubahan cuaca,” bebernya,

Kondisi IOD positif diprediksi bertahan hingga awal 2024. Sedangkan El Nino diprediksi terus bertahan pada level Moderat hingga Februari 2024. Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin timuran. Pola angin relatif sama dengan normalnya. 

Aliran massa udara di Sumsel juga diprediksi masih didominasi oleh angin timuran dengan kecepatan yang melemah. MJO aktif di fase 1 dan diprediksi tetap aktif di fase 1 hingga akhir dasarian I November 2023. 

Ditambahkan Koordinator Data dan Informasi Statmet BMKG Sumsel, Nandang Pangaribowo, di musim peralihan akan banyak terjadi fenomena alam dengan perubahan cuaca ekstrem, seperti potensi angin kencang hinga hujan es.

Menurutnya, sebagian wilayah Sumsel khususnya yang berada di wilayah lereng perbukitan, sangat memungkinkan terjadi fenomena hujan es. "Fenomena itu terjadi karena ada beberapa faktor, seperti cuaca dari panas mendadak gelap dengan awan bertumpuk, kondisi wilayah dekat dengan lereng perbukitan. Jarak awan dan daratan sangat dekat, serta tekanan angin dari atas ke bawah maupun sebaliknya sangat cepat, sehingga es yang terbentuk belum sempat mencair di udara langsung jatuh," ucapnya.

Hujan es pernah di Empat lawang, Lubuklinggau, Musi Rawas, Muratara, Banyu Asin bahkan Palembang. "Fenomena angin kencang juga akan mendominasi saat musim peralihan seperti sekarang. Kita imbau masyarakat tetap waspada, karena angin kencang dapat mengakibatkan beragam bencana," tambahnya.

Potensi wilayah yang terdampak angin puting beliung atau bencana angin kencang hampir  merata di seluruh wilayah Sumsel. Mengingat fenomena ini sangat dipengaruhi oleh angin muson.

 Seperti wilayah Muara Enim, Musi Rawas, Lahat, Muba, Muratara, Pagaralam, OKU, OKUS, Empat Lawang, PALI, dan Lubuklinggau, "Masa musim peralihan fasenya bisa 1-2 bulan. Diprediksi akhir November sudah berakhir," tukasnya.(*/zul/)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan