350 Warga Kena ISPA-Diare

*Pemprov Ingatkan Dampak Karhutla

OGAN ILIR , SUMATERAEKSPRES.ID- Kabut asap masih terus menyelimuti Ogan Ilir. Udara terasa pengap.

Jarak pandang berkurang. Bahkan, Indralaya menduduki posisi ke-5 dalam rangking kota paling berpolusi di Indonesia. Versi indeks kualitas udara (IQA), Senin (18/9).

Dampak asap karhutla sudah memberikan efek tidak baik bagi kesehatan masyarakat. Terutama anak-anak. Banyak yang alami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan diare. 

Kepala Dinas Kesehatan, H Hendra Kudeta mengatakan, terdata lebih dari 350 penderita ISPA dan diare yang  menjalani perawatan di beberapa fasilitas kesehatan.

“Jumlah ini sesuai data dari seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Ogan Ilir,” ungkapnya, kemarin. 

Kebanyakan penderitanya anak-anak di bawah lima tahun atau balita hingga usia 15 tahun. Sementara, untuk luas lahan yang terbakar sudah lebih dari 529,64 hektare.

Beberapa sekolah dan pondok pesantren terpaksa menghentikan proses belajar mengajar. Lantaran, terjadi karhutla tidak jauh dari lokasi dan asapnya menggangu pernafasan.

“Melalui Puskesmas-puskesmas, kami melakukan aksi nyata membagikan masker,” imbuhnya.

Kapolres Ogan Ilir, AKBP Andi Baso Rahman menegaskan, satgas karhutla Ogan Ilir harus paham dan mengerti akan tugasnya masing masing di lapangan. BACA JUGA : Soal kasus Dugaan Investasi Bodong FEC, Aufa : Saya Juga Korban

"Kami minta kepada semua pihak yang terkait untuk selalu melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam upaya penanganan titik apir.

Karena tidak semua bisa dijangkau oleh personel dan peralatan yang ada.  Sebagian lahan yang terbakar di rawa gambut yang bagian bawahnya mengandung lumpur," jelasnya.

Kalaksa BPBD Ogan Ilir, Edi Rahmat menjelaskan karhutla masih terjadi di pinggir jalan lintas timur (Jalintim) Palembang -Indralaya.

Kemarin sore, asap masih menutupi jalan tersebut. Mengganggu pengguna jalan.  Kebakaran lahan di Desa Pulau Semambu Kecamatan Indralaya Utara dan di Desa Ibul I.

"Sebelumnya juga ada kebakaran lahan di Desa Sakatiga dan Desa Beti serta Desa Permata Baru," tukasnya.

Sebelumnya, Gubernur Sumsel H Herman Deru mengingatkan semua kepala daerah, termasuk 7 Pj Bupati/Wako yang dilantik kemarin untuk mewaspadai dampak karhutla. Juga untuk mencegah agar tidak terjadi bencana karhutla seperti 2015 lalu.

Terpisah, karena membakar tumpukan sampah. Hayati (65), warga Dusun 1 Desa Air Itam Kecamatan Jejawi OKI jadi tersangka.

Sebab, aktivitasnmya menyebabkan kebakaran lahan seluas 0,25 hektare.

"Saya tidak menyangka api jadi membesar karena angin kencang,"bebernya. Ia sudah mengetahui kalau membakar lahan saat ini dilarang. “Tapi saya pikir tidak mungkin api bakal besar,” cetusnya,

Aksinya membakar lahan itu berlangsung, Sabtu (12/9) pukul 12.00 WIB. Begitu api membesar, dia panic dan meminta tolong warga untuk melakukan pemadaman.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan