Dampak Sosial Pinjaman Online, Masyarakat Menengah ke Bawah Terjebak Perilaku Konsumtif? Begini Kata Pengamat

Dampak Sosial Pinjaman Online, Masyarakat Menengah ke Bawah Terjebak Perilaku Konsumtif? Begini Kata Pengamat PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam konteks permasalahan yang dihadapi konsumen dengan pinjaman online (pinjol), Yan Sulistio, seorang pengamat ekonomi, menyampaikan pandangannya. Bahwa dana yang pengguna peroleh melalui pinjaman online pada dasarnya lebih sering untuk pengeluaran konsumtif. Hal ini terjadi karena persyaratan dari pinjaman online tidak seketat persyaratan yang ada di lembaga perbankan atau pinjaman tradisional lainnya. "Ketika membahas tentang masalah pinjol yang sering muncul saat ini. Sebenarnya akar permasalahan tidak sepenuhnya terletak pada layanan pinjol itu sendiri. Melainkan lebih kepada perilaku dan keputusan masyarakat yang menggunakannya," kata Yan. Menurut Yan, besaran dana melalui layanan pinjol berkisar antara Rp 5 juta hingga Rp 20 juta. Dan dana ini seringkali peminjam gunakan untuk keperluan yang bersifat konsumtif. BACA JUGA : Terdaftar OJK, Berikut 5 Aplikasi Pinjol yang Siap Bantu Biaya Kuliah Bagi Mahasiswa "Ini lebih umum terlihat di kalangan masyarakat menengah ke bawah, dan merupakan tren yang tengah berkembang saat ini," tambahnya.

Ikuti Regulasi OJK

Yan mengakui bahwa pada awal kemunculannya, layanan pinjol seringkali bermasalah. Tetapi sekarang banyak di antara mereka yang telah mengikuti regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Oleh karena itu, banyak layanan pinjol saat ini yang menurut pandangan saya sudah berada pada jalur yang sesuai dengan aturan yang berlaku," ujarnya. BACA JUGA : TEGAS! Anggota DPR RI ini Larang Bayar Utang ke Aplikasi Pinjol Ilegal, Simak Alasannya Lebih lanjut, Yan menjelaskan bahwa situasi saat ini justru telah terbalik. Di mana masalah yang muncul bukan berasal dari layanan pinjol itu sendiri, melainkan dari perilaku konsumen. Menurutnya, pinjol memiliki kelebihan dalam hal persyaratan pengajuan pinjaman yang lebih sederhana dari prosedur lembaga perbankan. "Permasalahannya terletak pada penyalahgunaan fasilitas pinjaman online. Inilah titik permasalahannya saat ini, karena banyak konsumen yang memanfaatkan layanan pinjol ini untuk kepentingan yang tidak produktif. Termasuk untuk mengatasi masalah finansial sementara dan gaya hidup konsumtif," jelas Yan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan