Hardi : Owner Hotel Harvani dan Gunung Salju AC

*Hidup Terus Berkembang, Jangan Stagnan

Hardi, biasa disapa Ko Hardi. Jatuh bangun dalam bisnis sudah biasa dia alami. Tetapi, keadaan memaksanya harus terus berjuang. Akhirnya, usaha yang dia bangun kini kokoh berdiri. Ada asa besar yang ingin dia raih agar usaha di bidang perhotelan terus berjalan. ----------- Sedikit bercerita kepada koran ini awal Ko Hardi, merintis karier dalam usaha perhotelan bermula dari sekolah yang dia lalui. Hardi, ternyata merupakan siswa lulusan SMK Negeri 6 (dulunya SMKK), di Jl Mayor Ruslan, dekat dengan UIBA Palembang. Disiplin ilmu inilah yang dia kembangkan saat ini. Meskipun hotel yang dia miliki belum termasuk hotel berbintang 5, tetapi sudah membuat dirinya bangga. “Sebenarnya panjang jalan cerita bila ingin di utarakan. Jadi basic saya adalah mengenyam pendidikan SMKK. Masuknya tahun 1993 dan tamatnya tahun 1997. Ketika itu jurusan yang saya ambil yah perhotelan. Memang selama ini banyak orang yang tidak menyangka, kalo aku jebolan SMKK atau SMKN 6 Palembang. Mengapa memilih SMKN 6, karena skill aku pada bahasa inggris. Jadi menyesuaikan ilmu yang aku miliki,” ujar Hardi, ramah kepada koran ini kemarin. Selepas dari SMKN 6, Hardi, tidak langsung mendapatkan pekerjaan. Tetapi, dia merintis pekerjaan memulai dari perdagangan telur dipasar 16 ilir. “Bahasa keren berdagang telur, padahal nguli telur. Jadi jual telur dari pasar 26 Ilir, Sekanak sampai ke Tangga Buntung,” kata dia. Puas nguli, Hardi, membuka usaha sendiri dibidang chemical. Kalau bahasa kerennya, menurut Hardi, membuka cat, pelitur, vernis. Yang berbahan untuk pertukangan furniture. “Nah usaha ini sendiri 2 tahun bangkrut. Memang mungkin karena pengalaman tidak ada dan sedikit ‘nakal’. Dalam artinya managemen keuanngan tidak baik,” kata dia. Baru ditahun 2003 yang lalu, dia kembali bangkit memulai usaha dibidang salju AC. Dia bersukur dlam bidang salju AC, dirinya bisa menapak karier usaha dan bisa dikatakan berhasil. Dari 2003 hingga tahun 2009, Hardi, juga bergabung dengan partai politik. “Waktu itu saya bergabung dengan parpol damai sejahtera. Dan memang dewi fortuna belum berpihak, dua periode mengikuti calon legislatif selalu gagal. Baru pada tahun 2014, bergabung dengan Nasdem, baru terpilih,” kata dia. Selanjutnya dari tahun 2014 – 2019, sering kunjungan kerja keluar kota dan daerah. Disitulah dirinya sering lihat hotel, karena stay pasti dihotel. “Disitu aku teringat lagi, ngapo idak buat hotel. Karena aku senang dengan interior hotel yang unik-unik. Yang buat kerasan, buat betah para tamu. Hingga akhirnya dengan lahan milik keluarga besar, aku bangun hotel,” kata dia. Sebelumnya, dirinya pernah berinisiatif untuk membuat kos-kosan. Tetapi rencana ini gagal lantaran, banyak masukkan dari teman atau rekan sejawat. “Masak pak dewan punya kos-kosan. Punya hotel dong. Setelah melalui pertimbangan yang matang, serta melalui sharing dengan berbagai teman dan keluarga. Akhirnya saya membangun hotel,” ungkapnya. Mulai berdiri dari tahun 2016 dan operasional tahun 2018, Hardi, juga sempat mengeyam pahit manisnya usaha dibidang perhotelan. Selama lima tahun berjalan, Hotel Harvani, miliknya sempat menemui kendala ketika Covid-19 berlangsung. “Sempat tutup. Tetapi, kalau kita terus tutup, penghasilan untuk operasional hotel dari mana. Selain itu, furniture bakal rusak. Pastinya jamuran dan tidak terawat. Akhirnya kita buka dan guyuri. Yah bersukurlah sampai sekarang kita jalan,” ungkapnya. Sepanjang perjalanan usaha hotelnya, Hardi, merasakan pandemi bukanlah hal yang terberat. Malah yang terberat dia rasakan ketika memasuki tahun 2023. “Januari, Februari dan Maret 2023, malah lebih parah. Rasanya mau nangis, karena tingkat okupansi sangat rendah. Baru masuk bulan April, Mei, Juni agak bagus. Dan di bulan Juli 2023 ini juga agak turun kembali. Jadi bisnis hotel seperti itulah,” paparnya. Apa yang Ko Hardi, tetap semangat untuk melangsungkan bisnis atau usaha perhotelan. Di tengah sepinya okupansi? “Sebenarnya bukan semangat atau motivasi. Tetapi, karena memang kita tidak ada pilihan. Kadang ketika kita dihadapkan pada suasana dan situasi tertentu. Ketika tidak ada pilihan kita harus bertahan. Daripada dijual harganya tidak sepadan. Yang ada malah rugi,” ucapnya. Perlahan terus dijalankan dan akhirnya eksis, hingga saat ini terus berjalan. “Jadi memang ada saja jalan Tuhan,” tandasnya. Usaha di bidang perhotelan, sudah dapat dipastikan membantu pemerintah dalam menurunkan angka pengangguran. Hotel Harvani, sendiri sejauh ini merekrut beberapa orang karyawan. “Untuk karyawan sendiri memang tidak begitu banyak. Sampai sekarang karyawan lama yang ada 5 orang. Karena memang jumlah kamar hotel yang kita miliki tidak begitu besar,” ungkapnya. Hardi berharap ke depan bisnisnya ini akan berkembang pesat. Sehingga dia bisa mendirikan hotel dengan jumlah kamar yang lebih banyak lagi. “Sudah pasti kita berharap dapat berkembang. Istilahnya kalau pangkat sersan pasti pingin naik mayor. Atau misalnya mayor pasti berharap naik menjadi jendral. Begitu juga harapan kita terhadap bisnis yang kita kembangkan. Kalau bisa hidup terus berkembang, jangan stagnan terus. Mudah-mudahan ke depan dapat membangun hotel besar berbintang 5,” harapnya. Agar perhotelan di daerah kembli bergairah, dikatakan Hardi, semuanya bergantung pada pemerintah daerah. “Kalau pemerintah daerah pintar untuk menarik wisatawan. Misalkan diadakan even-even internasional atau paling minimal nasional. Maka okupansi perhotelan akan semakin baik serta menaikkan pendapatan asli daerah (PAD). Semakin baik okupansi hotel, akan semakin berkembang pesat. Tetapi kalau tidak ada event, hotel akan diisi domestik saja,” kata dia. (iol)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan