https://sumateraekspres.bacakoran.co/

BPDPKS & DITJENBUN Gandeng BPI Mengajarkan Pekebun Membuat Minyak Sawit Merah Secara Mandiri

SUMATERAEKSPRES.ID - Pelatihan Pekebun Sawit batch 4-5 BPI hasil kerjasama BPDPKS-DITJENBUN-BPI dibuka oleh Kadisbun Propinsi Sumsel Ir. Agus Darwa M.Si, telah berlangsung selama 5 (lima) hari dan berakhir Selasa, 18 Juli 2023. Direktur Perlindungan Tanaman Perkebunan yang diwakili Ketua Sekretariat Tim Pengembangan SDM Ditjenbun Eva Lizarmi, SP dalam sambutan pembukaan sebelumnya, telah meminta Best Planter Indonesia (BPI) menambahkan materi hilirisasi berupa pengetahuan kepada pekebun tentang proses pembuatan minyak sawit merah. Di akhir pelatihan, BPI merespon cepat permintaan tersebut dengan menurunkan tenaga ahli bidang hilirisasi Ir. Syarif Bastaman M.Sc., untuk berbagi ilmu secara praktis bagaimana pekebun bisa melakukan pembuatan Minyak Sawit Merah secara mandiri. Pada kesempatan tersebut Syarif Bastaman, menjelaskan bahwa minyak sawit merah merupakan produk minyak sawit yang masih mempertahankan karoten dan Vit E dengan kandungan yang tinggi. Minyak sawit merah dengan kandungan karoten dan Vit E yang tinggi sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia terutama sebagai anti oksidan, anti kanker dan berpengaruh terhadap penurunan kandungan kolesterol jahat. Minyak sawit merah mengandung asam lemak jenuh dan asam tidak jenuh. Asam lemak jenuh pada minyak sawit merah adalah asam palmitat sebanyak 44-45 %. Sedangkan asam lemak tidak jenuhnya adalah asam oleat dengan kandungan 39-40%. Dari segi aroma, minyak sawit merah memiliki aroma yang lebih kuat dan khas sehingga sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam industri makanan seperti margarin dan roti tawar. Menurut Hasrul Abdi Hasibuan, dkk.,(2021) pengolahan minyak sawit merah dan proses pengolahan minyak goreng relatif berbeda dimana urutan proses degumming pada pengolahan minyak sawit merah digunakan suhu yaitu antara 60°C – 70°C. Netralisasi pada suhu 50°C – 90°C dan deodorisasi dilakukan pada suhu yaitu 120°C. Sedangkan proses degumming, bleaching dan deodorisasi pada pembuatan minyak goreng dilakukan pada suhu tinggi. Proses degumming pada pengolahan minyak goreng dilakukan pada suhu yaitu 90°C – 110°C sedangkan untuk proses bleaching pada suhu 90°C dan proses deodorisasi pada suhu 200°C. Secara sederhana proses pengolahan minyak sawit merah dilakukan sebagai berikut : 1. Buah sawit yang baru dipetik segera direbus dengan air secukupnya hingga air mendidih selama 30 menit. 2. Kemudian tuangkan pada wadah berlubang supaya air rebusan terbuang. Tampung air rebusan untuk menyiram tanaman. 3. Kemudian kupas sabut buah dengan pisau, tampung semua sabut pada kain saring. Sementara biji yang bertempurung dapat disimpan untuk diambil tempurung dan daging buahnya. Daging buah dapat dimakan atau diperas layaknya minyak kelapa. 4. Selanjutnya bungkus sabut dengan kain saringan, lalu tekan dan tampung cairan berwarna merah yang masih tercampur antara minyak dan airnya. 5. Selanjutnya dilakukan proses degumming 6. Kemudian dilanjutkan dengan proses netralisasi dan deodorisasi 7. Pengemasan, penyimpanan & pemasaran Proses degumming pada pengolahan minyak sawit merah bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan senyawa fosfatida yang terdapat dalam CPO. Proses degumming dilakukan dengan cara memanaskan CPO dan menambahkan air dan/atau asam fosfat food grade untuk membentuk emulsi. Kemudian emulsi tersebut didinginkan sehingga fosfatida dapat dipisahkan dari minyak. Tahap Netralisasi dalam pembuatan minyak sawit merah bertujuan untuk menghilangkan asam lemak bebas yang terdapat dalam CPO. Proses netralisasi dilakukan dengan cara menambahkan larutan alkali (sodium hidroksida) ke dalam CPO yang telah di degumming. Tahap deodorisasi bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa tidak sedap pada minyak sawit merah. Proses ini dilakukan dengan cara memanaskan minyak pada suhu tinggi dan mensirkulasikan uap air melalui minyak tersebut. Selanjutnya minyak sawit merah siap dikemas dan didistribusikan ke pasar. Syarief bastaman juga menyampaikan bahwa mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan minyak sawit merah relatif sederhana dan tidak memerlukan modal besar serta cocok untuk usaha kecil dan menengah. Proses pengolahan minyak sawit merah relatif mampu dilakukan oleh industri kecil dan menengah dengan dukungan mesin dan peralatan yang juga relatif lebih sederhana. Harapan kami produk hilirisasi dari minyak sawit merah perlu mendapat dukungan dari semua pihak untuk dikembangkan lebih lanjut agar dapat diterima oleh masyarakat. Pengembangan hilirisasi minyak sawit merah skala industri kecil dan menengah sangat besar manfaatnya khususnya di daerah-daerah sentra perkebunan sawit rakyat, demikian Syarif Bastaman menutup penjelasannya. (adv/iol)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan