Peluncuran Buku Biografi Tokoh Perempuan Sumsel DELIMA Perempuan Tangguh Lintas Generasi
Mami Setiap helaan nafasmu Tersimpan sejuta sayang bagi kami Anak-anakmu Secercah senyum tulus dari bibirmu Adalah kekuatan kami dalam setiap langkah asa Yang kami titi hari demi hari Sejuk tatapanmu, adalah kegigihan dalam sanubari kami Penggalan puisi di atas merupakan titik yang mengawali pembaca untuk membuka lembar demi lembar halaman buku biografi tokoh perempuan Sumatera Selatan Hj Delima Tatung. Puisi ini pula yang dibacakan putri sulung Delima, Hj Anisja Djuita, yang akrab disapa Wiwiet Tatung pada saat peluncuran biografi Hj Delima Tatung yang berlangsung sederhana pada Kamis siang (29/6) di kediaman salah satu puteranya, H Apri Reza Fachtoni yang punya panggilan sayang Toni Tatung, di Jl Kemang Selatan No 1B Jakarta Selatan. Buku dengan cover dominan hijau toska itu dihiasi wajah Delima yang mengenakan gaun hijau senada. Perempuan yang tahun ini berusia 94 tahun pada 8 Desember 2023 mendatang tampil cantik, elegan dan kharismatik dalam balutan kerudung warna putih tulang menutupi kepala.
Buku berjudul “Delima, Perempuan Tangguh Lintas Generasi,” itu menceritakan kisah hidupnya di masa muda di saat dia ikut berjuang menemani ayahanda tercinta Residen H Abdul Rozak melawan penjajah Belanda. Di saat remaja Delima juga tercatat sebagai penari istana pertama. Dia menarikan Tarian Gending Sriwidjaya di hadapan Presiden Soekarno bersama delapan temannya.Fase kehidupan pribadi Delima lainnya ditampilkan pada bab tersendiri. Di saat dia telah hidup berumah tangga dan menjalankan peran sebagai istri pejabat pada saat suami Syamsul Bahri Oemar yang akrab dengan panggilan Tatung menjabat Pembantu Gubernur dan Ketua DPRD Sumatera Selatan. Bagaimana kisahnya menjalani kehidupan berumah tangga, berperan sebagai ibu yang membesarkan anak-anaknya yang mayoritas laki-laki. Dukanya di saat ditinggal suami selamanya dan mendampingi anak-anak tercinta Buku setebal 215 halaman itu menceritakan perjuangan suaminya dalam perang lima hari lima malam. Kemudian ditutup dengan testimony para tokoh nasional dan para kerabat yang mengenal sosok Delima Tatung. Peluncuran biografi Delima ditulis oleh Ida Syahrul ini dihadiri beberapa pejabat dan tokoh nasional asal Sumatera Selatan. Diantaranya Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat, Letjen TNI Teguh Muji Angkasa, Wakil Inspektur Jenderal TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Dedy Ghazi Elsyaf, anggota Komisi V DPR RI Hana Gayatri, dan aktor senior asal Sumsel yang juga Ketua Umum Parsi Dr Anwar Fuadi SH MH.
Juga pengusaha nasional asal Sumsel Dr Dewi Motik Promono MSc, Kepala Rumah Sakit Haji Jakarta Dr dr Bayu Wahyudi SpOG, Kepala Rumah Sakit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta drg. Marisa Julinda Marzuki Saleh, Eni Ibnu Sutowo dan tokoh-tokoh masyarakat Sumsel yang ada di Jakarta. Ucapan selamat juga dikirimkan Hj Melani Leimena Suharli, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat dan M Arsjad Rasjid PM, Ketua Umum KADIN Indonesia.Sedianya Prof Emil Salim dan Tuti Tri Sutrisno menghadiri acara ini. Namun karena bersamaan dengan Hari Raya Idul Adha mereka berhalangan hadir. Permohonan maaf Gubernur Sumsel H Herman Deru yang tidak dapat hadir disampaikan Wiwiet Tatung kepada para tamu yang datang. Dewi Motik Pramono dalam sambutannya me-ngatakan rasa bangganya karena Sumsel memiliki sosok panutan seperti Delima. Kepiawaiannya dalam menari disebut Dewi sebagai “The Maestro”. “Pokoknya kita bangga memiliki Wak Delima yang saya ketahui sejak kecil sebagai anak residen, cantik namun rendah hati,” katanya (***)