Harga Karet Turun Lagi, Pemerintah Berikan Solusi Ini Agar Petani Tidak Terpuruk dan Tetap Sejahtera
Karet turun lagi, pemerintah berikan solusi koperasi multifungsi demi sejahterakan petani dan putus rantai tengkulak. Foto: izul/sumateraekspres.id--
PALI, SUMATERAEKSPRES ID - Petani Karet di Desa Suka Maju, Kabupaten Panukal Abab Lematang Ilir (Pali), Provinsi Sumsel, mulai keluhkan harga karet yang alami penurunan harga.
Pasalnya, harga karet harian di wilayah ini hanya mampu menembus angka Rp8000/Kg, dan tak sebanding dengan pengeluaran para petani.
Nasrudin, petani karet yang sempat dibincangi, Selasa (13/5)
menuturkan jika hampir 70 persen petani di Kabupaten Pali merupakan petani karet. Meski menjadi komoditas utama, harga karet tak sejaya tempo dulu.
BACA JUGA:Karet Sumsel Masih Jadi Andalan Ekspor, Warga Angkut Karet untuk Dijual ke Pasar Lokal
BACA JUGA:Kebijakan Trump-Cuaca Bikin Harga Karet Jeblok, di Tingkat Petani Rp8.000-9.000/Kg
"Waktu jaman presiden SBY harga karet dulu tembus Rp20.000/kg. Nak beli apo, tinggal tunjuk, petani jayo biso pegang duit. Tapi kalau sekarang, Kito nyadap turun terus getah di batang masuk ke dalam terus," keluhnya.
Nasrudin mengaku, jika harga karet harian di Desa Suka Maju hanya dihargai Rp8.000/Kg, sedangkan kemampuan petani dalam mendapatkan getah karet petani dalam satu hektar/4 hari, hanya mampu 40-50 Kg.
"Itu belum ditambah hujan, kondangan, motor rusak, samo masuk angin. Idak tiap hari petani biso nyadap getah, kalau Hargo getah murah teraso nian patah pinggang," jelasnya.
Dia mengatakan, untuk harga karet mingguan sendiri hanya dihargai Rp12.000-13.000/ Kg. Menurutnya, harga karet sangat tergantung dengan kadar kering dan basah.
"Untuk petani yang banyak lahan, biso Dio main mingguan. Untuk petani yang lahan apo adonyo, paling main harian itulah," jelasnya. Nasrudin berharap, harga getah karet di provinsi Sumsel khususnya di Kabupaten Pali, terus alami lonjakan harga.
BACA JUGA:SEVP PTPN I Regional 7 Gaspol! Produksi Naik, Mutu Karet Makin Mendunia Meski Harga Turun
BACA JUGA:Harga Karet Anjlok Usai Lebaran, Petani OKU Timur Terpuruk: “Soal Hidup dan Mati”
Sehingga kenaikan itu, bisa mengatasi kesenjangan ekonomi di masa mendatang. Menurutnya, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya kaum petani cukup mudah.
