Banjir dan Longsor Bukan Sekadar akibat Kerusakan Hutan
PEDULI BENCANA: Wabup Lahat Widia Ningsih dan pejabat di lingkungan Pemkab Lahat usai apel peduli bencana yang melanda Aceh, Sumut, dan Sumbar.- Foto: agustriawan/sumeks-
Lahat, SUMATERAEKSPRES.ID-Bencana banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Sumatera yakni Aceh, Sumut, dan Sumbar, bahkan banjir juga menerpa beberapa wilayah di Kabupaten Lahat.
Kepala DLH Lahat, Dodi Nasuha, melalui Kabid Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Siti Zaleha ST MT menegaskan bencana ini bukan sekadar akibat kerusakan hutan. Rangkaian peristiwa alam ekstrem yang terjadi belakangan ini juga dipicu oleh perubahan iklim sehingga menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem," ujarnya usai apel Gabungan Kepedulian Bencana, Senin (8/12).
DLH Lahat menjelaskan ada beberapa faktor yang saling berkaitan dan memperparah kondisi lingkungan sehingga membuat wilayah rentan terhadap banjir dan longsor, antara lain: Kerusakan hutan dan hilangnya pepohonan. Banyak area hutan yang mengalami penurunan tutupan lahan akibat alih fungsi lahan menjadi permukiman, perkebunan sawit, dan aktivitas pertambangan, serta kegiatan lain. Hilangnya vegetasi membuat tanah tidak stabil dan tidak mampu menyerap air dalam jumlah besar.
Penggunaan pupuk dan pestisida kimia di bidang pertanian dan perkebunan di Kabupaten Lahat juga menjadi penyebab. Khususnya pupuk kimia yang akan menghasilkan gas nitrogen, turut serta menjadi penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebagai penyebab pemanasan global (global warming) sebelum terjadinya perubahan iklim.
Limbah cair dan sampah dari rumah tangga maupun industri yang tidak terkelola dengan baik merupakan penghasil gas metan sebagai sumber Emisi GRK. Penumpukan sampah di aliran sungai menyebabkan penyempitan bahkan penyumbatan, sehingga air mudah meluap saat curah hujan tinggi.
BACA JUGA:Banjir dan Longsor Landa Sejumlah Wilayah, DLH Lahat Tegaskan: Bukan Sekadar Masalah Kerusakan Hutan
BACA JUGA:Jalan Pagaralam–Manna yang Sempat Tertutup Longsor Kini Kembali Dibuka
Emisi dari gas buang kendaraan akibat pemakaian BBM yang tidak ramah lingkungan yang justru paling banyak digunakan masyarakat, menghasilkan gas karbondioksida, metan, dan dinitrogen oksida yang juga merupakan sumber Emisi GRK. Gas CO₂ dan lain-lain ini di atmosfer akan memerangkap panas. Sehingga panas matahari yang terperangkap dalam atmosfer akan meningkat secara signifikan jika gas-gas sumber Emisi GRK banyak diproduksi penduduk bumi.
DLH Lahat mengimbau masyarakat terutama perusahaan perkebunan dan pertambangan untuk memperkuat komitmen menjaga kelestarian lingkungan. Upaya rehabilitasi seperti penghijauan kembali, pengelolaan sampah terpadu, serta pembatasan penggunaan pupuk dan pestisida kimia harus segera dilakukan untuk mencegah bencana serupa di masa depan. "Kerusakan lingkungan bukan hanya urusan satu pihak. Ini tanggung jawab bersama. Jika kita tidak bertindak, kejadian seperti ini akan semakin sering terjadi," sampainya.
Wakil Bupati Lahat, Widia Ningsih, SH MH yang memimpin Apel Gabungan Kepedulian Bencana di lingkungan Pemkab Lahat, Senin. Widia menyampaikan ia telah berkoordinasi langsung dengan Bupati Lahat, Bursah Zarnubi, terkait imbauan kepedulian sosial, baik bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun masyarakat umum. Menurutnya, Bupati Lahat telah mengambil inisiatif menyalurkan bantuan melalui dana pribadi serta dana taktis yang saat ini tengah dalam proses penyaluran. "Saya telah berkoordinasi dengan Bapak Bupati Lahat terkait imbauan kepedulian, khususnya bagi ASN dan masyarakat Kabupaten Lahat, untuk membantu saudara-saudara kita di Sumatera dan Aceh. Bapak Bupati berinisiatif mengeluarkan dana pribadi maupun dana taktis yang kini sedang diproses untuk disalurkan kepada mereka yang tertimpa musibah," jelasnya.
Pemkab Lahat telah membuka rekening khusus bantuan bencana melalui Bank Sumsel Babel. Nomor rekening tersebut akan segera disampaikan kepada seluruh instansi dan masyarakat guna mempermudah proses penggalangan dana. Pemkab Lahat berharap semangat kepedulian dan solidaritas semakin menguat sehingga bantuan dapat segera dihimpun dan disalurkan kepada para korban bencana di daerah terdampak.
