Dukung Penyiapan SDM dan Inovasi
Untuk Hilirisasi Industri
JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati mengatakan Kemendikbudristek berkomitmen mendukung peta jalan hilirisasi yang disusun Pemerintah. Nilai investasi dalam peta jalan hilirisasi diproyeksi mencapai US$545,3 miliar hingga 2040 untuk 21 komoditas.
Menurut dia, Kemendikbudristek merespons hal tersebut, salah satunya melalui flagship Merdeka Belajar guna menghadapi perubahan industri. Kebijakan ini merupakan salah satu upaya penguatan kapasitas pendidikan nasional, baik sumber daya manusia dan inovasinya agar adaptif dengan kebutuhan industri, baik di lingkup nasional maupun global.
“Indonesia sangat terbuka untuk investasi dan kerja sama dalam membangun industri hilir di Indonesia. Untuk mewujudkan hal itu, kami di Kemendikbudristek, khususnya pendidikan vokasi, sudah sangat siap mendukung dari sisi penyiapan SDM berkualitas serta kapabilitas inovasi yang relevan” ujarnya saat menghadiri pameran Hannover Messe, beberapa waktu lalu.
Selanjutnya khusus hilirisasi industri, pihaknya memiliki langkah strategis dengan mengeluarkan skema kolaborasi yang responsif terhadap dinamika industri, baik dari sisi ekonomi maupun sosial. Melalui program matching fund atau dana padanan vokasi, Ditjen Pendidikan Vokasi akan terus mendorong kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dan industri, salah satunya dalam hal hilirisasi produk riset terapan.
“Semangat dari skema kolaborasi ini adalah memberikan kebermanfaatan nilai tambah bagi industri untuk berdaya saing. Bentuk dari matching fund vokasi mestinya berorientasi produksi, joint venture, dan lain sebagainya yang menjadi solusi dari permasalahan industri,” imbuhnya.
Jadi perguruan tinggi vokasi memiliki berbagai kepakaran yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah suatu komoditas dan meningkatkan daya saing bangsa. Saat ini program matching fund yang sudah berjalan dari tahun 2021 sudah menghasilkan banyak produk-produk inovasi yang siap dihilirisasi kan bersama mitra industri. Begitu pula program riset keilmuan terapan juga sudah memberikan manfaat dan solusi pada permasalahan industri maupun UMKM.
Untuk Hannover Messe sendiri, kata dia, ini kan showcase bagaimana transformasi pendidikan vokasi melalui Merdeka Belajar. Seperti contoh bioplastik dari nata de coco hasil inovasi Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta yang sangat siap untuk dihilirisasi untuk mendukung industri kemasan makanan serta memberikan nilai tambah bagi komoditas kelapa.
Ajang Hannover Messe dapat dimaknai sebagai momentum penting bagi satuan pendidikan vokasi untuk mampu mensejajarkan diri dengan industri besar di dunia. Karena itu pada pameran tahun ini, Kemendikbudristek memberikan kesempatan kepada satuan pendidikan vokasi untuk menunjukkan produk inovasi hasil kolaborasi dengan industri.
Hannover Messe merupakan salah satu trade show teknologi industri tahunan terbesar di dunia, yang diselenggarakan sejak 1947. Pada tahun 2023, Indonesia menjadi official partner country di Hannover Messe dengan mengusung tema Making Indonesia 4.0. “Inilah masanya pendidikan dan industri melakukan transformasi, baik melalui riset maupun kolaborasi. Tidak perlu takut teknologi akan menghapus peran manusia atau peluang kerja. Semakin banyak teknologi, semakin banyak peluang kerja. Teknologi tidak bisa mengurus dirinya sendiri,” tutupnya. (dod)