BI Yakin Inflasi Bisa Turun Cepat
Empat Faktor Jadi Pemicu
BANK Indonesia (BI) memperkirakan inflasi selama tahun 2023 akan berada di bawah 4 persen. Adapun pada Maret 2023, tingkat inflasi berada di angka 4,97 persen. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan Bank Indonesia (BI) terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang di pasar.
“Kami katakan inflasi bisa turun lebih cepat memang belum di angka 4 persen, tetapi mulai sekarang mendekati 4 persen. Nanti juga akan turun yang kemungkinan mulai Agustus mulai di bawah 4 persen,” ucap Perry Warjiyo. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi bulan ke bulan pada Maret 2023 mencapai 0,18 persen. Sementara in- flasi Year on Year (y-on-y) sebesar 4,97 persen, tingkat inflasi year to date (y-to-d) Maret 2023 sebesar 0,68 per- sen, dan inflasi inti 2,94 per-sen.
Perry mengungkapkan, terdapat empat faktor yang menyebabkan inflasi bisa turun lebih cepat dari perkiraan Bank Indonesia sebelumnya. Pertama, respons BI yang menjalankan kebijakan suku bunga secara secara front loaded dan pre-emptive. Langkah ini dilakukan untuk menurunkan inflasi khususnya dalam menjaga ekspektasi inflasi. BACA JUGA : 331 WBP Terima Remisi, 3 Diantaranya Langsung Bebas
BACA JUGA : Momen Tarik Wisatawan“Ingat kita sudah menoaikan suku bunga BI Rate sejak agustus 2022. Itu dilakukan secara front loaded preemptive menurunkan ekspektasi inflasi. Kebijakan BI yang preemptive, forward looking dan secara jelas mengkomu- nikasikan ke masyarakat,” tutur Perry. Kedua, terkendalinya imported inflation. Perry mengatakan BI menstabilkan nilai tukar rupiah itu adalah menjadi bagian dari pengendalian inflasi. Khususnya inflasi yang bersumber dari luar negeri atau imported inflation.
Ketiga kesuksesan dari koordinasi BI, pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjalankan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). “Dari sejak awal Agustus tahun lalu, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan BI ini betul-betul bersinergi kita melakukan operasi pasar kemudian juga bagaimana pasokan dari satu daerah ke daerah lain dipermudah,” ucap Perry. Ke empat, kebijakan fiskal dilakukan dalam bentuk pemberian subsidi BBM maupun energi. Kebijakan tersebut dijalankan untuk mengendalikan inflasi dari sisi administered price. (fad)