AI Bisa Ambil Alih Pekerjaanmu, Tapi Tidak dengan Orang yang Bisa Menguasainya.

Reporter: lina ase |

Editor: Novis |

Sabtu , 28 Jun 2025 - 10:39

Jangan takut AI akan ambil alih kerjamu, takutlah kalau kamu nggak bisa kuasai AI! Foto: ai--

SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam dekade terakhir, teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah berkembang pesat dan mulai masuk ke berbagai sektor kehidupan manusia.

Dari industri manufaktur hingga jasa keuangan, dari layanan pelanggan hingga riset ilmiah—AI menunjukkan kemampuan luar biasa dalam meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kecepatan kerja.

Tapi satu pertanyaan besar pun muncul: Apakah AI akan menggantikan semua pekerjaan manusia?

Jawabannya bisa jadi ya, untuk sebagian besar pekerjaan. Namun, ada satu pengecualian penting: mereka yang menguasai AI tidak akan tergantikan—justru merekalah yang akan menciptakan masa depan.

AI dan Gelombang Otomatisasi Baru

AI telah membawa revolusi otomatisasi ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pekerjaan-pekerjaan yang dulu hanya bisa dilakukan oleh manusia kini bisa ditangani oleh sistem berbasis AI, antara lain:

Akuntansi dan entri data: AI bisa memproses dokumen ribuan kali lebih cepat dengan tingkat kesalahan mendekati nol.

Layanan pelanggan: Chatbot dan voice assistant telah menggantikan ribuan agen call center.

Jurnalistik dan penulisan dasar: AI bisa menulis laporan cuaca, ringkasan berita, hingga konten iklan.

Transportasi: Mobil dan truk otonom mulai diuji untuk menggantikan pengemudi.

Kesehatan: Algoritma diagnosis bisa mengenali pola penyakit lebih akurat daripada manusia dalam banyak kasus.

ai bisa ambil alih pekerjaanmu, tapi tidak dengan  orang yang bisa menguasainya.                            sumateraekspres.id - dalam dekade terakhir, teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/ai) telah berkembang pesat dan mulai masuk ke berbagai sektor kehidupan manusia.
dari industri manufaktur hingga jasa keuangan, dari layanan pelanggan hingga riset ilmiah—ai menunjukkan kemampuan luar biasa dalam meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kecepatan kerja.
tapi satu pertanyaan besar pun muncul: apakah ai akan menggantikan semua pekerjaan manusia?
jawabannya bisa jadi ya, untuk sebagian besar pekerjaan. namun, ada satu pengecualian penting: mereka yang menguasai ai tidak akan tergantikan—justru merekalah yang akan menciptakan masa depan.
baca juga:langit sumsel cerah berawan, sejumlah wilayah tetap siaga hujan ringan: ini prakiraannya
baca juga:polres muratara intensifkan operasi anti tambang emas ilegal, excavator ditinggal pelaku disita
ai dan gelombang otomatisasi baru
ai telah membawa revolusi otomatisasi ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya. pekerjaan-pekerjaan yang dulu hanya bisa dilakukan oleh manusia kini bisa ditangani oleh sistem berbasis ai, antara lain:
akuntansi dan entri data: ai bisa memproses dokumen ribuan kali lebih cepat dengan tingkat kesalahan mendekati nol.
layanan pelanggan: chatbot dan voice assistant telah menggantikan ribuan agen call center.
jurnalistik dan penulisan dasar: ai bisa menulis laporan cuaca, ringkasan berita, hingga konten iklan.
transportasi: mobil dan truk otonom mulai diuji untuk menggantikan pengemudi.
kesehatan: algoritma diagnosis bisa mengenali pola penyakit lebih akurat daripada manusia dalam banyak kasus.
baca juga:agenbrilink menjangkau 67 ribu desa, jadi motor inklusi keuangan hingga pelosok negeri
baca juga:19 anak afrika perform memukau di sekolah kumbang, tampilkan kungfu hingga tarian tradisional afrika
fakta ini mengarah pada satu kesimpulan penting: pekerjaan yang berbasis rutinitas, pola, dan prediksi sangat rentan terhadap otomatisasi.
kenapa yang menguasai ai tidak tergantikan?
meskipun ai sangat cerdas, ai tetaplah alat. ia membutuhkan seseorang untuk merancang, melatih, memandu, mengatur etika, dan memastikan bahwa penggunaannya tepat dan bermanfaat. di sinilah letak nilai tidak tergantikannya "manusia yang menguasai ai":
pencipta teknologi
para ilmuwan, insinyur, dan pengembang ai yang menciptakan algoritma, model bahasa, dan sistem cerdas tetap tak tergantikan. mereka mengendalikan arah dan kapasitas ai itu sendiri.
pemimpin inovasi
mereka yang paham ai tidak hanya menggunakan teknologi, tapi juga menciptakan solusi baru yang belum pernah ada. mereka berperan sebagai penggerak transformasi.
pengambil keputusan strategis
ai bisa memberi data dan prediksi, tapi keputusan strategis tetap harus diambil oleh manusia yang memiliki konteks, nilai-nilai, intuisi, dan tanggung jawab moral.
kolaborator cerdas
orang yang memahami ai bisa bekerja bersama mesin, mempercepat kinerja tanpa kehilangan kreativitas dan empati. ini menciptakan sinergi antara logika mesin dan keunikan manusia.
revolusi bukan ancaman, tapi peluang
perubahan akibat ai sering ditakuti, tapi sejatinya membawa peluang baru bagi mereka yang siap belajar. dalam sejarah, setiap revolusi industri menghapus jenis pekerjaan lama, namun melahirkan yang baru—dan lebih baik. yang penting adalah kemampuan manusia untuk beradaptasi dan mengembangkan keahlian baru.
baca juga:gemilang di arena kejurwil: tapak suci empat lawang borong 13 medali dan siap menyongsong dunia
baca juga:19 anak lesotho hipnotis penonton di palembang: paduan kungfu dan tarian afrika dalam misi kemanusiaan
beberapa contoh pekerjaan masa depan yang muncul akibat ai
ai prompt engineer ahli yang merancang instruksi optimal untuk ai.
ethical ai officer  memastikan penggunaan ai adil, transparan, dan tidak bias.
data strategist  merancang model bisnis berdasarkan kecerdasan data.
human-ai interaction designer menciptakan pengalaman pengguna yang harmonis antara manusia dan mesin.
ai memang bisa menggantikan banyak pekerjaan, bahkan hampir semua yang bisa direduksi menjadi algoritma. namun, ada satu hal yang tidak bisa digantikan: intelektualitas dan kreativitas manusia yang menguasai ai itu sendiri.
mereka yang belajar, mengembangkan, dan mengarahkan ai bukan hanya tidak tergantikan—mereka akan menjadi pionir masa depan. di tengah gelombang otomatisasi, penguasaan ai bukan sekadar keahlian teknis, tapi juga bentuk kekuatan strategis yang menentukan siapa yang memimpin, dan siapa yang tertinggal.