Perkenalkan Rumah Pendidikan untuk Guru, Dalam Sidang Pleno AEMM
BERI PEMBELAJARAN: Guru sekolah swasta di Palembang memberikan pembelajaran berhitung kepada siswa di kelas. Saat ini Kemendikdasmen memperkenalkan platform Rumah Pendidikan yang menjadi wadah bagi guru dan tenaga pendidik mengembangkan kompetensinya. -foto: kris/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam agenda utama Pertemuan Menteri Pendidikan APEC ke-7 di Jeju, Rabu kemarin (14/5), para Menteri Pendidikan menyampaikan tanggapan terkait tema AEMM tahun ini, yaitu Bridging Educational Gaps and Promoting Inclusive Growth in the Era of Digital Transformation.
Mendikdasmen RI, Abdul Mu'ti sendiri memperkenalkan Rumah Pendidikan, sebuah ekosistem yang terintegrasi dan mendukung akses, kolaborasi, dan efisiensi pendidikan. Platform ini memungkinkan keterlibatan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk berkolaborasi dalam satu ekosistem.
"Platform ini memiliki delapan ruang virtual untuk berbagai informasi antar pemangku kepentingan, termasuk guru, siswa, orang tua, dan mitra pendidikan," tuturnya di hadapan para Menteri Pendidikan dan perwakilan dari 21 anggota APEC.
Ia menambahkan, dalam Rumah Pendidikan terdapat Ruang GTK yang menjadi wadah bagi guru dan tenaga pendidik untuk lebih fokus mengembangkan kompetensinya. "Mengingat coding akan diperkenalkan di kelas 5 SD hingga SMA, perlu adanya pelatihan di bidang di tersebut untuk guru dan tenaga pendidik, termasuk asesmen, analisis data, dan pembelajaran mandiri," lanjutnya.
BACA JUGA:Kelola Pola Makan Meski di Waktu Sibuk, Kunci Kesehatan yang Optimal
BACA JUGA:Ini jadwal Ujian, Bagi Raport dan Libur Sekolah di Kalender pendidikan 2024/2025
Peningkatan kompetensi guru sangat dibutuhkan di era perkembangan inovasi, digitalisasi, dan inklusivitas. Guru yang kompeten, kata Mu'ti, akan membantu mengatasi kesenjangan mutu pendidikan dan membantu mempersiapkan keterampilan murid di masa depan.
"Dimasukkannya coding dan kecerdasan buatan (Artificial Intelegent atau AI) ke dalam kurikulum nasional bukan hanya untuk meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga untuk menumbuhkan pemikiran komputasional, pemahaman etika AI, dan pendekatan desain yang berpusat pada manusia," jelas Menteri Mu'ti.
