Yi Fo di Palembang Warnai Semangat Umat Buddha, Sambut Hari Trisuci Waisak dengan Khusyuk
Yi Fo di Palembang, refleksi kesucian umat Buddha jelang puncak Hari Trisuci Waisak 2569 tahun 2025. Foto: adi/sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID - Menjelang Hari Trisuci Waisak, ratusan umat Buddha di Palembang dan sekitarnya mengikuti ritual suci Yi Fo pada Sabtu (10/5), bertempat di Pusdiklat Budhayana Sriwijaya (PBS).
Kegiatan ini dimulai sekitar pukul 18.30 WIB sebagai bagian dari rangkaian menjelang puncak perayaan Waisak yang jatuh pada Senin (12/5).
Ketua PBS, Sujarwoto, menjelaskan bahwa Yi Fo merupakan simbol pembersihan diri secara lahir dan batin. Ia menyebut bahwa perayaan Hari Trisuci Waisak tahun ini telah diawali dengan berbagai kegiatan keagamaan sejak April, sebagai bentuk penghayatan nilai-nilai ajaran Buddha oleh umat Buddha.
“Dalam rangka menyambut Hari Trisuci Waisak, kita telah menggelar donor darah pada 13 April, bakti sosial oleh Wanita Buddhis Indonesia (WBI) pada 18 April, pekan Attasila pada 27 April hingga 4 Mei, serta pelaksanaan Pai Chan 1000 Buddha dan penyalaan pelita,” jelas Sujarwoto, didampingi Ketua Panitia Waisak PBS, Heriyanto.
BACA JUGA:Tol Ramai, 106 Ribu Mobil Lewati JTTS, Pelancong Manfaatkan Libur Weekend dan Cuti Waisak
Heriyanto menambahkan bahwa pada Minggu (11/5), kegiatan kerja bakti digelar sebagai bagian dari persiapan puncak Waisak. Lalu, pada Senin (12/5), PBS akan menggelar puja bhakti Waisak dan puja detik-detik siddhi. Puncaknya akan digelar Dharmashanti Waisak pada tanggal 18 Mei mendatang.
“Puncak acara akan dilaksanakan pada 18 Mei dengan mengadakan Dharmashanti Waisak, yang akan dihadiri seluruh umat Buddha di wilayah Palembang dan sekitarnya,” kata Heriyanto. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi momentum mempererat kebersamaan umat dalam suasana damai.
Pembina Yayasan Teratai Budhayana, Sukartek, menyebutkan bahwa Yi Fo atau pemandian rupang Buddha adalah simbol kesucian diri. Dalam ajaran Buddha, umat Buddha diajarkan untuk menyucikan ucapan, pikiran, dan perbuatan sebagai bentuk refleksi spiritual menjelang Hari Trisuci Waisak.
Menurut Sukartek, air dalam prosesi Yi Fo memiliki makna spiritual yang dalam. Umat diharapkan tidak hanya suci secara lahiriah, tetapi juga batiniah. "Dengan mengikuti pemandian rupang, umat diajak untuk selalu membersihkan diri dalam setiap aspek kehidupan,” ujarnya.
BACA JUGA:Lonjakan Arus Kendaraan Warnai Libur dan Cuti Bersama Waisak 2025 di Jalan Tol Trans Sumatera
Kegiatan Yi Fo juga menjadi sarana edukasi dan penguatan spiritual bagi umat Buddha di Palembang, terutama generasi muda. Dengan menghadiri dan mengikuti prosesi ini, mereka diajak mengenal lebih dekat makna sejati dari perayaan Hari Trisuci Waisak.
Ketua Majelis Budhayana Indonesia (MBI) Sumsel, Djoni Issalim, menjelaskan bahwa Hari Trisuci Waisak memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha: kelahiran Pangeran Siddharta Gautama, pencapaian pencerahan agung, dan wafatnya (parinibbana).
