Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Waspada Paylater: Kemudahan yang Bisa Menjerat Generasi Muda dalam Lingkaran Utang

Fitur "belanja sekarang, bayar belakangan" atau dikenal sebagai paylater kini menjelma menjadi tren konsumsi baru di kalangan milenial dan Gen Z.-Foto: IST -

SUMATERAEKSPRES.ID – Fitur "belanja sekarang, bayar belakangan" atau dikenal sebagai paylater kini menjelma menjadi tren konsumsi baru di kalangan milenial dan Gen Z.

Namun di balik kemudahan transaksi dan tampilan menggoda di platform e-commerce, tersembunyi risiko keuangan yang serius jika tidak dikelola dengan bijak.

Layanan paylater, yang kini tersedia di berbagai aplikasi seperti Tokopedia, Shopee, Gojek, hingga TikTok Shop, menawarkan limit kredit hanya bermodal KTP dan verifikasi singkat Tawaran instan ini kerap kali membuat konsumen terlena.

BACA JUGA:Fenomena Belanja Online: Antara Kemudahan dan Ancaman Kecanduan Finansial

BACA JUGA:Misteri dan Khasiat Bunga Kantil: Dari Simbol Mistis hingga Manfaat Medis

Tanpa sadar, banyak anak muda membeli barang bukan karena kebutuhan, tetapi karena kemudahan mencicil.

Data dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa mayoritas pengguna layanan paylater berada pada rentang usia 20 hingga 35 tahun.

Dengan literasi keuangan yang masih rendah, banyak dari mereka akhirnya terjerat utang akibat pembelian impulsif.

“Awalnya terasa ringan, tapi saat tagihan datang, beban itu jadi nyata,” kata seorang pengguna berusia 27 tahun yang enggan disebutkan namanya. Ia mengaku harus meminjam uang dari pinjaman daring lain untuk melunasi tagihan paylater-nya.

BACA JUGA:Cari Mobil Bekas? Ini Daftar Harga Honda Brio Bekas Terbaru per Mei 2025

BACA JUGA:Nikmatnya Pindang Udang Galah, Kuliner Khas Palembang dari Hasil Pancingan Sendiri

Fenomena ini menunjukkan perubahan perilaku konsumsi, di mana gaya hidup lebih diprioritaskan daripada kebutuhan.

Ciri-ciri seseorang telah terjebak dalam jerat utang paylater antara lain: pengeluaran dominan untuk cicilan, tidak mengetahui total utang aktif, hingga stres setiap kali ada notifikasi dari aplikasi keuangan.

Kondisi ini juga berdampak jangka panjang. Rekam jejak kredit yang buruk di sistem informasi keuangan (SLIK) OJK bisa menyulitkan pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) hingga lamaran kerja.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan