Tuntaskan Jalan Cor 2027, Jadi Desa Lumbung Padi
Erik Hariyadi SH Kepala Desa Sri Karang Rejo--
LALAN, SUMATERAEKSPRES.ID – Ada banyak program pembangunan desa yang digelar Pemerintah Desa Sri Karang Rejo, Kecamatan Lalan, Kabupaten Muba pada tahun 2025. Total panjang jalan desa mencapai 6 kilometer kanan kiri, namun yang baru terbangun cor beton sepanjang 1,5 km, artinya masih sisa 4,5 km lagi.
“Program bangun jalan ini masih terus kami lanjutkan, karena targetnya tahun 2027 mendatang sudah cor semua sampai ujung desa,” ujar Kepala Desa Sri Karang Rejo, Erik Hariyadi SH, kemarin. Khusus tahun ini, pihaknya menggunakan dana desa untuk mengecor jalan depan Kantor Desa sepanjang 280 meter.
BACA JUGA:Desa Karya Mukti Lalan Salurkan Pupuk dan Dorong UMKM Keripik Singkong untuk Ketahanan Pangan 2025
Sebelumnya ada bantuan dari Dinas PUPR yang mengecor jalan desa sepanjang 477 meter dengan anggaran sebesar Rp1 miliar.
“Karena anggaran yang kami miliki terbatas, kami berupaya mencari pembiayaan dari sumber lain supaya pembangunan desa berlangsung sesuai target. Tahun depan kami akan coba mengajukan pendanaan dari dana aspirasi ke anggota DPRD,” tutur Erik.
Diakuinya, infrastruktur jalan yang baik ini sangat vital bagi mobilitas masyarakat, terutama para petani yang mengangkut hasil panen padi dan sawit dari kebun.
“Mayoritas penduduk kami merupakan petani sawit dan padi. Kalau jalan bagus, produktivitas petani dan kesejahteraannya bisa meningkat,” lanjutnya. Apalagi ada program dari Presiden RI, Prabowo Subianto untuk peningkatan produktivitas pertanian dengan dua kali tanam.
“Sistem pertanian padi kami masih tadah hujan pasang surut, tapi kami akan coba IP (Indeks Pertanaman) 200 padi di musim kemarau ini,” terangnya.
Selama ini Desa Sri Karang Rejo menjadi salah satu basis lumbung padi di Kecamatan Lalan dengan luas lahan sawah 300 hektare, sehingga peningkatan produksi tani ini menjadi perhatian khusus.
Di bidang kesehatan, pihaknya memperoleh bantuan sanitasi jamban (WC) sebanyak 30 unit dari pemerintah. “Program sanitisasi jamban ini untuk kesehatan masyarakat agar tidak lagi menggunakan WC cemplung,” sebutnya.
Untuk ketahanan pangan, pihaknya memilih budidaya kambing, saat ini jumlahnya sudah mencapai 30 ekor.
“Ada 4 kelompok yang budidaya hewan ternak kambing ini, tahun ini tetap dilanjutkan lagi. Sistemnya bergilir setiap kelompok, dan hasilnya bisa untuk menunjang ketahanan pangan masyarakat,” ujar Erik.
Tak kalah penting setiap tahun, pada saat peringatan HUT Desa 12 Desember, pihaknya akan menggelar acara untuk masyarakat.
