https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Melonjak Lebih dari Dua Kali Lipat, Produksi Turun, Dampak Cuaca Ekstrem

KELAPA: Aktivitas bongkar muat kelapa di Desa Sungsang, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin. Menggunakan jukung, kelapa hasil panen petani kelapa yang banyak terdapat di Banyuasin nantinya akan dikirim kepada pembelinya, baik pabr- Foto : AKDA/SuMEKS-

BANYUASIN, SUMATERAEKSPRES.ID - Satu tahun terakhir ini harga kelapa mengalami kenaikan cukup tinggi yaitu mencapai di angka Rp7-8 ribu per butir atau melonjak lebih dari dua kali lipat. Hal ini diungkapkan Muhammad Asri, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Petani Kelapa Indonesia (DPN PERPEKINDO).

"Dari dulunya paling mahal Rp3 ribu/butir, sekarang Rp7 ribu hingga Rp8 ribu per butir," katanya.

Kenaikan harga itu kata Asri disebabkan permintaan pasar yang cukup tinggi terhadap kelapa. Baik itu dari luar negeri, dari pabrik dan pasar-pasar tradisional.

Untuk ekspor sendiri di wilayah Sumsel terutama Banyuasin diperkirakan per tahun bisa mencapai 1.000-2.000 kontainer buah kelapa. "Itu biasanya diekspor ke China, Vietnam, dan Thailand," tukasnya.

Selain itu pengiriman jalur darat ke Jakarta, Jambi serta pengiriman melalui kapal laut ke Batam, Malaysia. "Serta dua pabrik pengelolaan kelapa di arah Tanjung Api-Api," imbuhnya.

Sehingga memang diperlukan industri pasar nasional, untuk menyerap hasil produksi kelapa di Sumsel terutama di Banyuasin. "Ada 50 ribu hektare lahan kelapa di Banyuasin, paling luas di Sumsel," tuturnya.

BACA JUGA:Harga Kelapa Naik Tajam Capai Rp 8.000 per Butir, Petani Sumsel Raup Untung Meski Produksi Menurun

BACA JUGA:Briket Tempurung Kelapa Ramah Lingkungan, Inovasi Mahasiswa Teknik Industri UBD

Ia mengakui jumlah produksi kelapa dalam tiga tahun terakhir ini menurun sekitar 30 persen, akibat cuaca ekstrem yaitu Elnino. Jika sebelumnya panen mencapai 4 ribu butir, sekarang hanya 3 ribu butir. 

Kendati demikian penurunan produksi itu tidak berdampak secara signifikan terhadap petani kelapa. "Karena dibantu harga kelapa yang naik, dengan permintaan yang besar," ungkapnya.

Lebih lanjut ia menambahkan, petani sangat terbantu dengan kenaikan harga kelapa itu, terlebih lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. "Petani kita ini luasan lahannya 2-3 hektare," ucapnya.

Pada tahun 2022, ekspor kelapa Indonesia tercatat sebanyak 1,28 juta ton, kemudian tahun 2021 sebanyak 1,18 juta ton, tahun 2020 sebanyak 1,18 juta ton.  "Pada tahun 2025, ekspor kelapa bulat pada Januari hingga Februari tercatat sebanyak 181.500 ton," pungkasnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan