Perbankan Sumbagsel Tumbuh Stabil, Kredit dan Dana Pihak Ketiga Meningkat

Arifin Susanto -FOTO: IST-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID — Industri perbankan di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) mencatat kinerja yang solid dan terus menunjukkan pertumbuhan positif hingga Februari 2025. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), seluruh indikator utama sektor perbankan di kawasan ini mengalami peningkatan. Mulai dari sisi aset, penyaluran kredit, hingga penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).
Hingga Februari 2025, total aset perbankan di wilayah Sumbagsel mencapai Rp346,78 triliun, tumbuh sebesar 6,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Peningkatan ini mencerminkan stabilitas dan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan di lima provinsi yang tergabung dalam Sumbagsel, yaitu Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bengkulu, dan Kepulauan Bangka Belitung.
Kepala OJK Sumsel Babel Arifin Susanto mengatakan, fungsi intermediasi perbankan juga menunjukkan perkembangan signifikan. Total kredit atau pembiayaan yang disalurkan berdasarkan lokasi bank di Sumbagsel tercatat sebesar Rp307,63 triliun, meningkat 10,54 persen (yoy). ‘’Dari total penyaluran tersebut, kredit konsumtif masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 42,96 persen,’’ ujarnya.
Meskipun volume kredit meningkat, lanjutnya, kualitas kredit tetap terjaga. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) dalam kondisi bersih (net) tercatat di angka 0,95 persen, jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan regulator. Ini menandakan bahwa risiko kredit masih berada dalam level yang aman.
BACA JUGA:OJK Pastikan Perbankan Stabil di Tengah Perang Dagang, Kredit Tumbuh 10,3 Persen YoY
BACA JUGA:Hery Gunardi Nahkoda Baru BRI: Perkuat UMKM, Digitalisasi, dan Transformasi Perbankan Nasional
Dari sisi penghimpunan dana, kinerja perbankan juga mencatatkan hasil yang menggembirakan. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun hingga Februari 2025 mencapai Rp273,87 triliun, tumbuh 8,34 persen secara tahunan. Sebagian besar dana tersebut berasal dari tabungan, dengan porsi mencapai 54,89 persen. ‘’Kondisi ini menunjukkan masyarakat masih menjadikan tabungan sebagai pilihan utama dalam mengelola dana mereka,’’ katanya.
Dari sisi sektor ekonomi yang dibiayai, penyaluran kredit masih didominasi sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan dengan total penyaluran mencapai Rp57,80 triliun. "Nilai ini meningkat 8,33 persen (yoy) dan memberikan kontribusi sebesar 10,73 persen terhadap total kredit sektor ini secara nasional,"
Namun demikian, sektor dengan laju pertumbuhan kredit tertinggi justru berasal dari sektor Industri Pengolahan yang mencatat kenaikan tajam sebesar 41,68 persen menjadi Rp19,97 triliun. Peningkatan ini menjadi indikasi positif atas mulai meningkatnya aktivitas manufaktur dan pengolahan di wilayah Sumbagsel yang selama ini dikenal dengan dominasi sektor primer.
Sektor perbankan juga menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sampai Februari 2025. Total penyaluran kredit pada UMKM di Sumbagsel mencapai Rp119,95 triliun, atau sebesar 38,99 persen dari total kredit yang disalurkan. Pertumbuhan kredit UMKM ini juga mencapai 10,54 persen (yoy), melampaui target minimum porsi kredit UMKM yang ditetapkan oleh pemerintah.
BACA JUGA:BRI Inovasi Perbankan Digital dengan QLola, Mencapai Transaksi Rp8.400 Triliun
BACA JUGA:Kinerja Perbankan Tumbuh Positif, Risiko Tetap Terkendali
Secara keseluruhan, angka tersebut mencerminkan tren pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabil di sektor perbankan. Aset meningkat, kredit tersalurkan secara sehat dengan kualitas yang terjaga, dan penghimpunan dana berjalan dengan baik. Ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan di Sumbagsel tetap kuat, dan lembaga perbankan mampu menjalankan fungsinya secara efektif sebagai intermediary keuangan.
Ke depan, OJK bersama pemangku kepentingan lainnya terus mendorong agar pertumbuhan sektor perbankan tidak hanya berpusat di kota-kota besar, namun juga menjangkau daerah-daerah yang masih minim akses ke layanan keuangan formal. Perhatian khusus akan terus diberikan pada sektor produktif seperti pertanian, pengolahan, dan UMKM, guna memastikan perbankan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata. "Dengan capaian ini, perbankan di Sumbagsel berada dalam kondisi yang sehat dan siap memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi regional, sekaligus menopang ketahanan ekonomi nasional di tengah dinamika global yang masih penuh tantangan," pungkasnya.