https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Warga Desa Benakat Masih Andalkan Kayu Bakar, Penggunaan LPG Minim

Saat gas langka di mana-mana, warga Benakat Minyak tetap tenang. Bukan karena tak mampu beli, tapi karena kayu bakar sudah jadi gaya hidup. Dari rasa sampai kebersamaan, semuanya terasa lebih hangat. Foto:Izul/Sumateraekspres.id--

PALI, SUMATERAEKSPRES.ID – Di saat banyak wilayah di Sumatera Selatan mengalami kelangkaan dan lonjakan harga gas elpiji subsidi 3 kilogram, kondisi berbeda justru terjadi di Desa Benakat Minyak, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI)

Mayoritas warga di daerah perbatasan PALI dan Musi Rawas ini masih mengandalkan kayu bakar sebagai sumber energi utama untuk memasak.

Penggunaan tungku kayu bukan hanya didasari faktor kebiasaan turun-temurun, tetapi juga dianggap lebih efisien secara ekonomi dan mudah diakses. 

BACA JUGA:KONI dan Dispora Sumsel Tinjau Kesiapan Venue Porprov XV di Musi Banyuasin

BACA JUGA:Harga Kelapa Naik Tajam Capai Rp 8.000 per Butir, Petani Sumsel Raup Untung Meski Produksi Menurun

Ketersediaan kayu dari kebun atau hutan sekitar membuat warga merasa tidak perlu beralih ke bahan bakar gas.

    “Hampir semua warga sini masih masak pakai kayu. Jadi gas LPG jarang dipakai, dan kalaupun ada, biasanya hanya untuk warung makan atau jualan gorengan,” ujar Sukardi, warga Benakat Minyak, saat ditemui pada Selasa (15/4/2025).

Meski pasokan gas LPG 3 Kg di wilayah tersebut tergolong stabil, permintaan tetap rendah karena sebagian besar rumah tangga tidak menggunakannya secara rutin.

Sukardi menjelaskan, selain faktor biaya, masakan yang dimasak dengan tungku kayu juga dianggap lebih nikmat, terutama untuk menu tradisional seperti pindang dan gulai yang memerlukan waktu masak lama.

BACA JUGA:Sampah Menumpuk di Jalan H.A. Bastari Banyuasin, Warga Keluhkan Bau Busuk dan Minimnya Fasilitas Pembuangan

BACA JUGA:Anggota DPRD Sumut Diduga Cekik Pramugari Wings Air, Video Insiden Viral dan Tuai Kecaman

Hal senada diungkapkan Bowo, warga lainnya. Menurutnya, memasak menggunakan kayu telah menjadi tradisi masyarakat desa selama bertahun-tahun, dan belum tergantikan oleh kompor gas.

    “Kayu masih banyak, tinggal ambil di sekitar rumah. Selain hemat, rasanya juga beda kalau masak pakai tungku. Gas cuma dipakai kalau hujan atau kayu basah,” katanya.

Hingga saat ini, harga LPG 3 Kg di Desa Benakat Minyak berkisar antara Rp23.000 hingga Rp28.000 per tabung, tergantung lokasi pembelian dan agen penjual.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan