Wali Kota Palembang Dukung Terjemahan Al Quran Berbahasa Palembang untuk Melestarikan Budaya Lokal

TIM MULOK : Wali Kota Palembang, Ratu Dewa menerima cendramata dari tim Mulok Bahasa Palembang saat silaturahmi. FOTO: NENI/SUMEKS--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Wali Kota Palembang, Drs Ratu Dewa MSi menunjukkan komitmennya melestarikan budaya lokal.
Kali ini, langkah visionernya diwujudkan lewat dukungan terhadap gerakan membaca Al Quran dengan terjemahan dalam bahasa Palembang.
BACA JUGA:Tim Penulis Kamus Lengkap Bahasa Palembang Terima Penghargaan dari Diknas Palembang. Selamat Ya!
BACA JUGA:Digitalisasi Terjemahan Alquran Bahasa Palembang
Terjemahan Al Quran berbahasa Palembang ini disusun tim penulis muatan lokal (mulok) Bahasa Palembang.
“Saya mengapresiasi kehadiran tim muatan lokal Bahasa Palembang hari ini (kemarin, red). Ini harapan besar saya agar budaya Palembang tidak hanya hidup, tapi juga berkembang dalam keseharian masyarakat,” ungkapnya.
Tak hanya sekadar mendukung, Ratu Dewa bahkan berencana mendistribusikan Al Quran terjemahan bahasa Palembang hingga ke tingkat RT, RW, kelurahan, serta kecamatan.
“Saat ini masih banyak generasi kita yang belum bisa membaca Al Quran. Dengan adanya versi terjemahan bahasa Palembang, saya harap ini menjadi pintu masuk lebih dekat dengan makna Al Quran.
Ini langkah strategis membumikan nilai-nilai Islam dengan kearifan lokal,” ujar Dewa.
Dia mendorong agar bahasa dan budaya Palembang diintegrasikan dalam berbagai aspek kegiatan resmi. “Saya ingin setiap sambutan atau arahan MC bisa diselipkan bahasa Palembang.
Sopan santun, makanan khas, pakaian adat, semuanya harus kita gaungkan. Ini identitas kita,” tegasnya. Sementara itu, Edi Ari’fai, salah satu tim penulis Mulok Bahasa Palembang, mengungkapkan rasa bangganya.
Ia menyebut buku Muatan Lokal Bahasa Palembang telah dirintis sejak 2003, dan kini resmi digunakan di sekolah-sekolah SD hingga SMA sejak terbitnya Peraturan Wali Kota (Perwali) tahun 2023.
“Mulok Bahasa Palembang ini sudah masuk kurikulum sekolah, mulai dari kelas 3 hingga 6 SD, serta kelas 7 sampai 9 SMP.
Ini capaian luar biasa karena sejak 2003, kami konsisten menulis dan memperjuangkan warisan bahasa daerah ini,” ujar Edi.