https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Penyesuaian TDL Bikin Inflasi Melonjak, Menyusul Kenaikan Sembako Momen Lebaran

--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pergerakan inflasi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami lonjakan pada bulan Maret yang tembus ke level 1,53 persen. Nyatanya pemicu utamanya karena tidak lagi berlakunya diskon tarif dasar listrik (TDL) per Maret. 

Kepala BPS Sumsel, Moh. Wahyu Yulianto mengatakan peningkatan inflasi bulan Maret secara umum juga dipengaruhi adanya momen Ramadhan karena tingkat konsumsi masyarakat meningkat. "Pada saat Ramadan, tingginya konsumsi masyarakat mendorong kenaikan harga-harga sembako di pasar," sampainya, Selasa (8/4).

Meskipun pemerintah sudah melakukan antispasi agar lonjakan harga komoditas dapat terkendali. "Tapi penyesuaian kembali tarif dasar listrik (TDL) pemicu pertama. Pada bulan Januari-Februari 2025, masyarakat mendapatkan diskon TDL 50 persen. Ketika tidak ada diskon lagi, masyarakat pun harus kembali membayar normal,” bebernya.  

Saat diskon TDL, masyarakat merasakan inflasi-deflasi pada komoditas itu hampir separuhnya, sehingga pada bulan-bulan itu Sumsel sempat mengalami deflasi 0,36-0,5 persen. "Dengan dihapusnya diskon tarif listrik, maka dihitung secara metodologi tetap ada kenaikan," katanya. Karena jika melihat dari sisi kelompok pengeluaran, untuk bahan makanan itu pada Maret lalu sebenarnya tidak terlalu tinggi sokongannya, inflasinya cuma 0,38 persen. Tapi kontribusi TDL mencapai 0,95 persen.

BACA JUGA:Inflasi Sumsel Melonjak di Maret, Tembus 1,53 Persen Akibat Penghapusan Diskon TDL

BACA JUGA:Panen Bawang Merah Wujudkan Swasembada Pangan, Sekaligus Tekan Inflasi di Kabupaten Lahat

Dia pun menyebut, inflasi pada bulan Maret 2025 secara history lebih tinggi dibanding 3-4 tahun terakhir. "Selama tahun 2024, ini yang melonjak tinggi. Jika biasa hanya rata-rata 0,1 - 0,25 di siklus atau series, 2 bulan kita mengalami deflasi maka akan ada reborn peningkatan inflasi," jelasnya.

Padahal target Sumsel inflasinya plus minus 2,5 persen tahun 2025, dan periode Januari-Maret inflasi Sumsel sudah mencapai 0,75 persen, artinya hingga 9 bulan ke depan harus bisa dijaga minimal 1,75 persen, jangan melebihi angka ini. "Pada bulan-bulan ke depan, momen peningkatan biasanya terjadi saat perayaan Natal, masuk sekolah, dan Idul Adha," katanya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel, Edward Candra menyampaikan untuk pengendalian inflasi Sumsel pada tahun lalu tergolong berhasil. "Tahun lalu angka inflasi pertahun kita 1,20 persen di bawah nasional," jelasnya. Ini membuat Provinsi Sumsel berhasil masuk dalam daftar 10 provinsi terbaik di Indonesia dalam pengendalian inflasi. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan