Raih Hasil Positif, Prevalensi Stunting Sumsel Turun

JAKARTA - Angka prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2021 turun signifikan. Kendati demikian ada empat kabupaten yang perlu intervensi khusus terkait kehamilan di usia remaja. Terutama daerah pelosok. "Terimakasih Sumatera Selatan karena prevalensi stunting turun signifikan secara nasional, saya memberi apresiasi," kata Kepala BKKBN, Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (K) dalam Roadshow Daring Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem untuk Provinsi Sumsel di Jakarta.

Hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumsel turun dari 24,8 persen menjadi 18,6 persen. Angka ini lebih rendah dari prevalensi nasional sebesar 21,6 persen. Terdapat 16 kabupaten/kota di Sumsel yang mengalami penurunan prevalensi stunting, hanya Kabupaten Banyuasin yang mengalami kenaikan dari 22 persen menjadi 24,8 persen.

Lalu ada empat kabupaten/kota yang angka prevalensi stuntingnya masih lebih tinggi dari rata-rata nasional, yaitu Muara Enim sebesar 22,8 persen, Musi Rawas 25,4 persen, Banyuasin 24,8 persen, dan Ogan Illir 24,9 persen. “Beberapa kabupaten/kota perlu usaha menurunkan kawin usia muda seperti  Musi Rawas Utara. Tadi kalau kita hitung perseribunya masih ada 73 orang yang hamil dan melahirkan pada usia 15 sampai 19 tahun. Semakin ke pelosok semakin kawin usia muda. Ini mungkin perlu intervensi lebih khusus, begitu juga yang jumlah anaknya terlalu banyak yaitu Empat Lawang, Oku, Musi dan Banyuasin ini perlu perhatian kita bersama. Anggaran KB-nya sudah disiapkan," katanya.

BACA JUGA : Pindahkan Badan Jalan, Longsor Kuang Anyar

Menko PMK, Prof Dr Muhadjir Effendy MAP mengatakan banyak inovasi yang dilakukan. "Saya kira ini bisa dipakai, contoh untuk Musi Rawas Utara tadi sudah menyampaikan banyak hal. Saya senang sekali, tentu saja yang lain juga bagus dan terus ditingkatkan.

Apresiasi Program Keroyokan

Programnya sudah sangat bagus Musi Rawas Utara, program keroyokan rame-rame nanti biar selesai, "Lalu melibatkan semua aparat, sesuai dengan pedoman  Bapak Hasto, Kepala BKKBN. Seluruh kekuatan mengatasi stunting dan kemiskinan ekstrim. Jadi dapat jatah bupati menanggung berapa, wakil bupati berapa, ASN, TNI Polri, Kapolres juga sudah dapat perintah dari Pak Kasat dan Kapolri untuk ikut menanggung, selesai itu stunting," kata Muhadjir. BACA JUGA : Mau Jadi Intel? Ada 400 Formasi Tersedia. Bagaimana Cara Daftarnya?

Sudah by name by address, kata dia, tinggal bagi-bagi saja. “Itu jadi saya kira ini bisa dipakai contoh ini, Muratara yang melaksanakan program keroyokan termasuk mengaktifkan KUA,” tuturnya. Mudah-mudahan Provinsi Sumsel tak ada lagi masalah remaja kawin bahwa umur, karena salah satu pemicu stunting itu adalah anak-anak sudah jadi manten sebelum waktunya.

“Tiga jam kita non stop, mudah-mudahan bisa membawa manfaat yang signifikan untuk kemajuan Provinsi Sumsel umumnya, dan khususnya menuntaskan stunting. Kita doakan angka stunting 2024 lebih kecil dari 10 persen, begitu juga untuk kemiskinan ekstrim bisa 0. Saya percaya betul dengan kesungguhan dan keseriusan aparat, pejabat dan seluruh masyarakat, tak lupa para kepala desanya," tutup Muhadjir. (dod/fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan