https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Ancaman Mogok Hantui SFC

TERUS BERJUANG : Meski di dera persoalan gaji yang belum selesai, pemain Sriwijaya FC terus berjuang memberikan yang terbaik pada laga melawan PSMS Medan, Senin (10/2) di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring. FOTO : BUDIMAN/SUMEKS--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Ancaman mogok bermain kembali menghantui Sriwijaya FC (SFC). Skuad Laskar Wong Kito terancam tidak berangkat ke Boyolali, Jawa Tengah guna menghadapi laga terakhir babak play-off Grup H menghadapi Nusantara United FC sesuai jadwal, setelah sejumlah pemain dan pelatih sepakat menunda perjalanan mereka.

Pelatih Sriwijaya FC, Hendri Susilo, membenarkan adanya ancaman mogok bertanding dalam laga melawan Nusantara FC jika hak para pemain tidak dipenuhi. Dalam pernyataannya, Hendri menegaskan bahwa tim tidak akan berangkat ke Boyolali jika manajemen PT Digi tidak segera melunasi gaji yang tertunggak. 

BACA JUGA:Pemain Sriwijaya FC Ancam Mogok Main Lagi, DIGI: Sering Kita Bilang Jangan Terlalu Khawatir

BACA JUGA:Bank Sumsel Babel Suntik Semangat Sriwijaya FC dengan Bonus Rp20 Juta per Kemenangan Playoff Liga 2

"Betul sekali, kalau tim tidak dilunasi, tim tidak akan berangkat ke Boyolali melawan Nusantara. Kali ini tim serius tidak akan mau tanding," ujarnya.

Ancaman ini bukan tanpa konsekuensi, sebab Sriwijaya FC berpotensi dikenai denda sebesar Rp500 juta dan terancam degradasi ke Liga Nusantara. Hendri menilai bahwa tanggung jawab sepenuhnya ada pada manajemen PT Digi selaku pengelola klub. 

"Kalau manajemen PT Digi tidak mau melunasi gaji tim SFC, berarti mereka yang ingin SFC degradasi. Bertanggung jawablah PT Digi," tegasnya. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak manajemen terkait tuntutan tersebut.   

Hendri juga memastikan, jika pembayaran gaji tidak dilakukan maka ancaman tersebut akan terjadi.  "Pasti terjadi kalau gak dibayar karena tim sudah sepakat semua, ini juga bohong untuk melunasi gaji tim tidak sampai 2 M," kata dia.

Ancaman mogok ini jadi pukulan telak bagi SFC guna menghadapi kompetisi mendatang. Sebab, jika benar mogok bertanding, tim kebanggaan Sumatera Selatan itu berpotensi mendapat sanksi berat dari PSSI.

Berdasarkan Kode Disiplin PSSI Pasal 58, apabila sebuah tim tidak hadir di tempat pertandingan tanpa alasan yang sah, maka tim tersebut dianggap menolak untuk bertanding dan akan dinyatakan kalah 0-3 dengan pengurangan poin (forfeit). 

Selain itu, klub juga akan dikenakan denda sekurang-kurangnya Rp150 juta. Jika hal ini terjadi di Liga 1 atau Liga 2, sanksinya lebih berat, yakni pengurangan 9 poin serta denda minimal Rp1 miliar.

Para suporter pun mulai resah dengan kondisi ini. Mereka berharap manajemen segera menyelesaikan permasalahan gaji pemain agar tim bisa bertanding dengan tenang dan fokus. “Kami berharap ada solusi secepatnya. Jangan sampai nasib SFC makin terpuruk karena masalah yang sama terus berulang,” ujar Andi, salah satu suporter.

PT Digi Sport Asia selaku pemegang saham mayoritas PT SOM yang menaungi manajemen Sriwijaya FC menanggapi ancaman aksi mogok skuad SFC di laga pamungkas.

Kepada wartawan, Selasa (11/2), CEO PT Digi Sport Asia, Anggoro Prajesta menegaskan bahwa pihaknya tetap berupaya untuk menyelesaikan kewajiban finansial yang ada meskipun menghadapi tantangan besar. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan