Ketahanan Pangan Masuk Kurikulum Mulok, SMAN 4 OKU Salah Satu Pionir

BERTANAM : Siswa SMAN 4 OKU mengambil tanah untuk bertanam sayur mayur dalam pelajaran muatan lokal. -foto: berry/sumeks-
BATURAJA, SUMATERAEKSPRES.ID - Program ketahanan pangan disosialisasikan sejak dini kepada para pelajar. Masalah ketahanan pangan ini nyatanya masuk pelajaran muatan lokal sekolah di Kabupaten Ogan Komerin Ulu (OKU), seperti pada SMAN 4 OKU.
Para pelajar sekolah tersebut mendapat bimbingan bagaimana melakukan budidaya tanaman sayur dan program budidaya ikan lełe di kolam ikan sekolah.
“Sudah masuk kurikulum muatan lokal (mulok) pangan lokal untuk ketahanan iklim," ujar Wali Kelas XI SMAN 4 OKU, Henny Oktarina SPd MPd, kemarin. Dia menyebut, para pelajar yang mendapatkan pembekalan budidaya sayuran berasal dari kelas X dan XI. Mereka diberikan pembelajaran, mulai dari proses pembibitan tanaman sayur, ada yang menggunakan media tanah dan media tanam menggunakan bahan baku bekas minuman mineral.
Materi yang diajarkan kepada pelajar, seperti pengolahan tanah, penyajian, dan pemasaran. Bila nanti hasil budidaya sayuran sudah menghasilkan dan panen, dapat dijual oleh sekolah sehingga mendatangkan nilai ekonomis. “Pembelajaran ini bisa dilakukan secara offline (langsung) dan online," ujarnya.
BACA JUGA:Disdik Sumsel dan ICRAF Kembangkan Mulok Pangan Lokal untuk Siswa SMA/SMK Hadapi Krisis Iklim
BACA JUGA:Usulkan Mulok, Adat Tradisional Terjaga
Jenis bibit tanaman sayur yang dijadikan cikal bakal sayuran beraneka jenis. Ada tanaman bibit sayuran kangkung, cabai, terong, Untuk budidaya hewani, pihaknya memilih membudidayakan ikan lele. Setelah mendapatkan materi, para pelajar diajak langsung praktek bertanam sayuran di lahan yang akan dijadikan kebun sekolah. Dalam program mulok pangan lokal itu, SMAN 4 OKU salah satu pelopor selain satu sekolah SMK lain di OKU.