https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Memajukan Pariwisata, Perpanjang Lenght of Stay, Palembang Bisa Jadi Hub Destinasi Wisata Daerah

DESTINASI BARU: Pascadirenovasi, Lawang Borotan menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi di Kota Palembang. Diharapkan kembalinya status internasional Bandara SMB II bisa memacu wisatawan berkunjung ke Palembang. -Foto: BUDIMAN/SUMEKS-

SUMATERAEKSPRES.ID - KEMBALINYA status Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang sebagai bandara internasional mendapat sambutan baik dari Ketua Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Provinsi Sumatera Selatan, Herlan Aspiuddin. Menurutnya, langkah ini tak hanya membuka akses bagi wisatawan asing, juga peluang besar mengembangkan sektor pariwisata dan perekonomian daerah.

“Dari kacamata kami, Masata, status internasional Bandara SMB II akan membuka pintu lebar-lebar bagi wisatawan asing dari luar, khususnya dari Singapura dan Malaysia. Kita tahu bahwa kedua negara ini memiliki koneksi erat dengan Sumsel, sehingga dapat dipastikan wisatawan dari sana bakal semakin banyak datang ke Kota Palembang,” ujar Herlan saat diwawancarai koran ini, kemarin. 

Dia pun menekankan keuntungan dari status internasional ini tak hanya dirasakan wisatawan luar, juga masyarakat lokal. “Warga Palembang pun dimudahkan bepergian ke luar negeri, entah untuk berwisata, mencari layanan kesehatan, atau sekadar menambah pengalaman. Jangan sampai ada pembatasan bagi warga lokal untuk pergi keluar negeri. Kalau kita ingin berobat ke Singapura atau Malaysia, itu sah-sah saja. Mereka punya alternatif layanan kesehatan yang bisa melengkapi apa yang tidak kita temukan di sini,” tambahnya lagi.

Herlan mengajak masyarakat dan pemerintah untuk mengambil inspirasi dari keberhasilan negara-negara tetangga yang mengelola sektor pariwisata. Ia menyebut, Malaysia dikenal dengan keramaian dan keindahan wisata malamnya, sementara Singapura menjadi contoh kota dengan tata kelola yang modern dan bersih.

BACA JUGA:Wings Air Operasikan Kembali Rute Makassar-Selayar, Dorong Pariwisata dan Ekonomi Lokal

BACA JUGA:Bentor Tabrak Bus Pariwisata di Palembang, Pengemudi Tewas di Tempat

“Jangan jadi katak dalam tempurung. Kita merasa hebat, tapi tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan mereka. Justru kembalinya status internasional Bandara SMB II harus menjadi peluang bagi kita meningkatkan daya saing. Wisatawan yang datang ke sini harus merasa puas dan membawa cerita positif,” ujarnya dengan optimis.

Dia menyebut keberadaan tamu asing yang menginap di Palembang juga menjadi salah satu indikator keberhasilan. “Kalau ada tamu yang menginap, itu tanda pariwisata kita berkembang. Tapi kalau tidak ada, artinya kita masih kurang inovatif. Sebagai pelaku pariwisata, saya sangat optimis dan mendukung penuh langkah ini,” katanya.

Herlan memberikan beberapa saran kepada Pemerintah Kota Palembang agar terus berinovasi mengembangkan destinasi wisata lokal. Ia menyebut Sungai Musi dan Menara Ampera sebagai ikon kota yang memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan.

“Sungai Musi dan Menara Ampera itu punya daya tarik luar biasa. Ada ide bagus seperti parasailing di Sungai Musi yang pernah dibicarakan sebelumnya. Ini harus didukung penuh, tapi yang terpenting faktor keamanan. Semua harus dirancang dengan baik agar tidak terjadi insiden merugikan wisatawan maupun pelaku usaha,” kata Herlan.

Selain itu, ia mengusulkan adanya pembatasan jumlah pengunjung di destinasi tertentu dengan penerapan tarif masuk yang sesuai. “Misalnya untuk naik ke puncak Menara Ampera, bisa dikenakan tarif Rp50 ribu. Tarif ini sudah cukup menutup biaya operasional dan mencegah kerusakan fasilitas. Jangan terlalu murah, karena kalau murah, fasilitasnya cepat rusak,” sarannya.

BACA JUGA:Wings Air Resmikan Rute Manado–Kao untuk Dukungan Ekonomi dan Pariwisata di Halmahera Utara

BACA JUGA:Pacu Daya Tarik Pariwisata Berbasis Olahraga

Ataupun jika memang ingin ngopi di atas Jembatan Ampera, bisa dikenakan Rp1 juta. Sehingga aset wisata ini tidak semurah dan ramai dinaikki orang. “Kalau ramai dinaiki kita takutkan cepat rusak dan harus diperbaiki kembali. Selain itu juga jika lift ramai dinaiki risiko kecelakaan bisa saja terjadi,” ungkapnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan