Puncak Musim Hujan Masih Sampai Akhir Februari, Pemerintah Tingkatkan Siaga Bencana Hadapi Cuaca Ekstrem

Puncak musim hujan di Sumsel akan berlangsung hingga akhir Februari 2025-foto: ist-
SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Intensitas hujan cukup tinggi belakangan ini, sudah menimbulkan bencana hidrometeorologi di beberapa daerah Provinsi Sumatera Selatan. Tahun ini, sudah 4 ribu rumah lebih terendam banjir saat melanda di 3 kabupaten/kota. Terbaru, bencana tanah longsor di OKU Timur merenggut 2 korban jiwa.
“Hujan deras dengan durasi rata-rata 3-4 jam dengan intensitas sedang hingga lebat, menyebabkan sungai meluap dan tanah longsor di berbagai titik. Mengakibatkan terganggunya aktivitas masyarakat,” kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman SKM MSi, Jumat (24/1).
Awal tahun 2025, bencana banjir sudah terjadi di Kabupaten Muara Enim, Musi Banyuasin (Muba), dan Kota Prabumulih (selengkapnya lihat gratis). Belum tanah longsor di beberapa daerah lain, yang menggerus badan jalan.
Lanjut Sudirman, masalah banjir di wilayah Kabupaten Muara Enim, sudah ditangani kerja sama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, dan masyarakat. Sementara di Kota Pagarlam, Kabupaten Empat Lawang, dan OKU Selatan, rawan bencana longsor.
"Tingginya curah hujan di daerah ini membuat kondisi semakin rawan, terutama karena infrastruktur yang terbatas. Jika terjadi longsoran, akan menutupi jalan," sebutnya. Secara keseluruhan, 17 kabupaten/kota di Sumsel tercatat sebagai wilayah rawan banjir dan longsor selama musim penghujan.
BACA JUGA:BMKG Prediksi Cuaca Sumsel 25 Januari 2025: Dominasi Hujan Petir dan Kelembaban Tinggi, Bersiaplah!
Termasuk Kota Palembang, ketika hujan lebat akan menimbulkan genangan air. Untuk itu pihaknya meminta agar masyarakat yang berada di rawan bencana, agar mengurangi aktivitas. Tetap waspada termasuk di daerah bantaran sungai.
"Masyarakat diminta harus punya kesiapsiagaan terhadap bencana, jangan panik dan takut," imbau Sudirman. Pemda dan BPBD masing-masing kabupaten/kota, telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi dampak bencana.
Menurut Sudirman, hingga saat ini belum ada alokasi khusus dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membantu relokasi tersebut. "Kalau untuk relokasi tidak ada dana, ini kembali ke daerah masing-masing. Kecuali adanya peningkatan status menjadi tanggap darurat bencana," jelasnya.
Meski begitu, kerja sama antara BPBD, TNI, Polri, dan masyarakat dalam tanggap darurat, tetap berjalan dengan baik. Beberapa lokasi yang terdampak banjir dan longsor telah berhasil ditangani dalam waktu singkat, untuk meminimalkan dampaknya terhadap warga.
Kata Sudirman, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini. Bahwa puncak musim hujan di Sumsel akan berlangsung hingga akhir Februari 2025. “Pada Maret sudah agak aman,” terangnya.
BACA JUGA:BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Kamis 23 Januari: Hujan Petir dan Angin Kencang Sumsel, Stay Safe!