Awas, Partikel Debu Picu Komplikasi, Dari Risiko Alergi hingga Sesak Napas
PAKAI MASKER : Penggunaan masker saat berkendara sangat penting untuk menghindarkan diri dari partikel debu perlintasan kendaraan. Paparan debu dapat mengiritasi saluran pernapasan dan meningkatkan risiko alergi maupun sesak napas.- Foto : SUMEKS-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Partikel debu yang berasal dari aktivitas tambang maupun perlintasan kendaraan bisa menimbulkan dampak serius bagi kesehatan. Dr Rouly Pola Pasaribu SpPD K-P dari RSMH Palembang menerangkan partikel debu tambang cenderung lebih halus dibandingkan debu perlintasan, namun keduanya sangat berbahaya karena dapat menyebabkan iritasi saluran napas hingga gangguan kesehatan jangka panjang.
Partikel debu tambang seringkali mengandung bahan kimia tertentu yang bisa memperparah dampaknya terhadap kesehatan, terutama bagi pekerja yang terpapar dalam jangka waktu lama. Sementara debu perlintasan kendaraan mengandung residu bahan bakar, termasuk logam berat seperti timbal, yang dapat mempengaruhi sistem pernapasan dan organ tubuh lainnya.
Dalam jangka pendek, paparan debu mengiritasi saluran napas, memicu batuk, bersin, dan alergi seperti asma. Gejala lain yang dapat muncul termasuk hidung tersumbat, mata berair, dan rasa tidak nyaman di tenggorokan. Sementara paparan jangka panjang dapat melemahkan sistem pertahanan tubuh, meningkatkan risiko penyakit seperti tuberkulosis (TB), radang paru-paru, hingga kanker paru-paru.
"Debu yang terus-menerus mengiritasi saluran napas membuat tubuh kekurangan waktu untuk membersihkan diri, sehingga meningkatkan risiko alergi, sesak napas, dan komplikasi lainnya," jelas dr. Rouly. Dia juga menyoroti kelompok masyarakat tertentu, seperti anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki penyakit pernapasan kronis, lebih rentan terhadap dampak negatif debu. "Anak-anak memiliki sistem pernapasan yang belum sepenuhnya berkembang, sementara lansia cenderung memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah," tambahnya.
BACA JUGA:Alergi, Bisa Ajukan Request, Ompreng Stainless Baru 50 Persen
BACA JUGA:Menu MBG Hari Ketiga: Telur Kari, Capcay, Tempe Goreng, Solusi untuk Anak Alergi
Untuk mengantisipasi bahaya debu, perlu pengendalian lingkungan seperti membasahi tanah kering di area tambang atau perlintasan kendaraan untuk mengurangi partikel debu di udara. Penggunaan teknologi ramah lingkungan, seperti penyemprotan kabut air secara otomatis, dapat menjadi solusi yang efektif. Selain itu, perusahaan tambang dan transportasi disarankan untuk meningkatkan standar operasional mereka, termasuk melakukan pemeliharaan kendaraan secara rutin untuk mengurangi emisi debu.
Di rumah, masyarakat disarankan tetap berada di dalam ruangan saat tingkat polusi debu tinggi, menggunakan masker bedah atau masker N95 jika harus keluar. "Masker N95 memiliki kemampuan filtrasi yang lebih baik dibandingkan masker biasa, sehingga sangat dianjurkan bagi mereka yang tinggal atau bekerja di area dengan tingkat debu yang tinggi," kata dr. Rouly.
Selain itu, menjaga hidrasi tubuh dengan banyak minum air putih sangat penting untuk melindungi saluran napas. Air membantu menjaga kelembapan selaput lendir di hidung dan tenggorokan, sehingga mengurangi iritasi. "Dengan langkah pencegahan yang tepat, dampak buruk akibat paparan debu dapat diminimalkan, meskipun pengelolaan lingkungan yang lebih baik tetap menjadi kunci utama untuk melindungi masyarakat dari risiko kesehatan jangka panjang," pungkas dia.
Selain tindakan individu, penting juga bagi pemerintah dan pihak terkait meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya debu dan cara pencegahannya. Kampanye edukasi yang melibatkan komunitas lokal, media, dan sekolah dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi semua.
