https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Perilaku Rasulullah SAW saat Ramadan Tiba

Sejak datangnya bulan Rajab 1444 H, kaum muslimin selalu berdoa “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan bulan Syakban serta sampaikanlah umurku ke bulan Ramadan”.

Dari doa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad tersebut mengandung makna bahwa umat Islam sangat berharap kedatangan bulan suci Ramadan. Lantas bagaimana perilaku atau sikap teladan Rasulullah SAW menyambut Ramadan yang dirindukan telah datang?

Pertama, sebelum memasuki Ramadan, untaian doa selalu terucap dari lisan Nabi Muhammad SAW, para sahabat, tabi’in dan salafus shalih. Lisan-lisan mereka terus memanjatkan doa agar diberi kesempatan bertemu dengan bulan suci Ramadan. Bahkan seorang Imam mazhab Imam Malik selalu berpesan kepada murid-muridnya agar selalu mempersiapkan langkah-langkah menghadapi bulan suci Ramadan. Bahkan enam bulan sebelum Ramadan, mereka sudah berharap akan kedatangannya.

Memperhatikan doa Rasulullah saw yang diikuti para salafus shalih, terlihat dengan jelas bahwa Rasulullah saw dan generasi sahabat serta tabi’in selalu merindukan datangnya bulan suci Ramadan. Hal ini mereka sandarkan dengan harapan untuk mendapatkan janji dan tawaran Allah swt tentang berbagai ganjaran dan keistimewaan yang tidak ada pada bulan-bulan lain.

Namun kaum muslimin hendaknya jangan berharap rahmat (kasih sayang), mahgfirah (ampunan) tersebut pada bulan Ramadan saja. Tapi sandarkanlah harapan tersebut pada bulan-bulan yang lain juga. Tentu saja, istimewakanlah pada bulan Ramadan. BACA JUGA : 917 Guru Madrasah di OKU Timur Berjuang Masuk USKA PPG

Jadilah penerus Rasulullah saw. Mengapa? Karena mereka setelah mengenal Allah swt dengan melaksanakan syariat, kemudian meningkatkan tahapan pengenalan kepada Allah swt dengan lebih semangat, serius dan penuh kehati-hatian.

Kedua, pada saat Ramadan telah datang, atau telah terbit hilal (bulan sabit), sebagai pertanda datangnya bulan baru. Rasulullah saw dan para sahabat menyambutnya dengan suka cita. Inilah gambaran Rasulullah saw. merindukan kedatangan Ramadan, beliau bergembira dengan memanjatkan doa, bukan gembira dengan hura-hura atau dengan hiruk pikuk suara petasan, dan lainnya.

Ketiga, pada saat Ramadan sedang berlangsung, Rasulullah saw dan para sahabat meningkatkan ketakwaannya dengan menahan diri dari berbagai sahwat dan perbuatan yang dapat merusak kesempurnaan puasa. Mereka menutup setiap celah sahwat dengan mengetuk pintu-pintu kebaikan. Seperti sahwat anggota tubuh atau menyakiti orang lain dan sejenisnya. Semuanya dilakukan sejak terbit fajar sampai tenggelam matahari.

Beliau menghidupkan siang dan malam dengan berbagai amal ibadah. Seperti bersedekah, salat tarawih, berzikir, membaca dan tadabbur Al-Quran dan berbagai ibadah lainnya.

Keempat, pada saat Ramadan akan berakhir, Rasulullah saw mengencangkan tali ikat pinggangnya. Beliau lakukan sebagai pertanda bahwa beliau tambah serius untuk beribadah dan menghidupkan malam-malamnya. Lalu membangunkan keluarganya untuk salat dan berzikir agar tidak kehilangan keberkahan yang melimpah ruah pada malam-malam tersebut. Bahkan khusus pada malam-malam terakhir, beliau beriktikaf di masjid. Karenanya, manfaatkanlah Ramadan yang telah datang menghampiri kita saat ini. Semoga kita bisa dan mampu mengisi hari-hari dan malam-malam Ramadan dengan peningkatan ketakwaan, serta amal saleh. Semoga Allah swt menaikkan kita ke derajat yang paling tinggi, yakni pribadi-pribadi yang muttaqin. Aamiiin. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan