Refresh Produk demi Dongkrak Penjualan, Peminat Kendaraan Listrik Masih Terbatas
ANDALAN : Sales Mitsubishi memamerkan produk andalan Xpander Cross. Hingga November 2024, Gaikindo mencatat penurunan hingga 14 persen pada pasar otomotif kendaraan roda empat.- Foto : KRIS SAMIAJI/SUMEKS-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Tahun ini industri otomotif harus menelan pil pahit. Target penjualan sepanjang tidak tercapai semestinya. Secara nasional, penjualan mobil nasional sepanjang Januari-November 2024 mencapai 784.788 unit, menurun 14,745 persen atau 135.730 unit dibanding tahun 2023 yang di angka 920.518 unit.
Sementara Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan tahun 2024 lebih besar dari tahun 2023 yang mencapai 1,1 juta unit.
Banyak faktor yang memicu turunnya penjualan mobil, mulai dari melambatnya pertumbuhan ekonomi, nilai rupiah yang melemah, suku bunga tinggi, hingga daya beli masyarakat yang menurun. Kondisi yang sama pun terjadi di Provinsi Sumsel, beberapa main dealer mengeluhkan adanya penurunan penjualan yang signifikan.
Secara keseluruhan di pasar otomotif Tanah Air, Toyota masih menjadi brand dengan penjualan terbanyak 262.315 unit, menyusul Daihatsu 149.975 unit, Honda 86.350 unit, Mitsubishi Motor 65.743 unit, Suzuki 60.087 unit, dan merek-merek lainnya seperti BYD (mobil listrik), Isuzu, Hino, Hyundai, Mitsubishi Fuso, dan Wuling.
David Susilo, Direktur ENCAR Daihatsu, authorized dealer Daihatsu Sumsel mengakui pasar otomotif melambat di tahun 2024 karena berbagai sebab, mulai dari melemahnya daya beli konsumen, melambatnya perekonomian, dan lain sebagainya. Kendati demikian, ia mengaku untuk Daihatsu tetap mampu mengambil market yang besar. “Di tengah perlambatan market, Daihatsu masih tetap nomor dua di Indonesia, begitupula di Sumsel dengan market share area Sumsel 24 persen. Itu naik dari 2023 yang sebesar 23 persen,” cetus David.
BACA JUGA:Industri Otomotif Sumsel Terguncang, Konsumen Batalkan Pembelian Akibat Kebijakan Pajak Opsen
BACA JUGA:Pasar Otomotif Bangkit, Daihatsu Sabet 129 Ribu Unit Penjualan di Kuartal 3 2024
Menurutnya, varian Daihatsu yang paling laris masih pada segmen MPV LCGC Sigra, menyusul GranMax PickUp, dan Ayla. Di tengah kondisi market yang ada, David masih optimistis penjualan lebih baik di tahun 2025. Pihaknya menargetkan pada tahun depan ada kenaikan penjualan di angka 6 persen. Salah satu upaya Daihatsu me-refresh market dengan meluncurkan produk baru tahun 2025. “Namun untuk tipe Daihatsu baru belum dapat bocoran, tunggu tanggal mainnya," sambungnya.
Sementara, penetresi mobil listrik (EV) bagi pasar mobil konvensional belum begitu berdampak. “Pasar mobil EV di Sumsel sendiri hanya sekitar 0,5 persen, jadi masih kecil sekali, belum terlalu berdampak," katanya. Kondisi ini berbeda dengan animo konsumen di Ibukota, dengan keberadaan infrastruktur SPKLU yang lebih merata.
Marketing Director Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy mengaku model mobil yang menjadi tulang punggung Toyota sepanjang tahun masih berjalan masih konsisten, yakni tetap didominasi segmen multi-purpose vehicle (MPV), sport utility vehicle (SUV) 7-seater, serta city car. "Model volume maker sepanjang tahun ini didominasi Avanza dan Veloz, Kijang Innova, Calya, Rush, dan Agya," jelasnya.
BACA JUGA:Perkuat Pertumbuhan Industri Otomotif Minim Emisi, Pemerintah Dorong Kendaraan Ramah Lingkungan
BACA JUGA:Isuzu Raih Penghargaan 7 Most Popular Brand of The Year 2024 Kategori Otomotif Logistik
Sementara Brian Gomgom, PR Manager Wuling Motors mengungkapkan walaupun ada penuruna penjualan, namun Wuling meyakini tahun 2025 akan terus tumbuh, baik dari sisi penjualan maupun pemain dalam industri ini, khususnya pada segmen mobil listrik. Tak hanya memasarkan mobil konvensional, selama ini Wuling juga cukup fokus menggarap pasar mobil EV ini. Didukung dengan beragam model kendaraan listrik dan hybrid yang tersedia.
“Melihat tren pertumbuhan market share EV dari 1,7 persen pada 2023 menjadi sekitar 4,8 persen pada 2024, kami percaya perkembangan segmen EV akan tetap bertumbuh di 2025,” tuturnya. Diakuinya, mobil listrik dan hybrid memiliki potensi dalam berkembang di tahun depan, terutama karena insentif pemerintah serta manfaat efisiensi dan ramah lingkungan yang semakin diminati konsumen.