https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Bukan karena Rupiah

Teringat di masa kecil saat kami sedang dilatih berpuasa. Satu hari puasa dihargai dengan rupiah. Semangat menahan lapar dan dahaga pastinya karena denting rupiah. Karena kami belum tahu konsep surga. Karena kami belum tahu hakikat puasa. Karena kami belum mengerti indahnya puasa.

Tidak hanya itu, ibu kami, yang notabene tidak tamat Sekolah Dasar, acap kali "ngambok i" bahwa ia telah menyelesaikan juz sekian dan juz sekian. Jika di luar bulan suci, satu juz dibaca tiap habis solat fardhu, di bulan puasa ibu kami makin cinta dengan Alquran. Tiap waktu kosong ia baca Quran. Lalu ia katakan, "Ayo, siapa yang baca Quran ibu beri hadiah tiap juz sekian rupiah". Dan kami pun mencintai Quran karena terbayang hijaunya rupiah yang akan kami tuai di ujung Romadhon.

Romadhon memang bulan berkah. Romadhon berisi motivasi dan kompetisi. Jiwa inilah yang ditanam orang tua kita sejak lama. Jiwa ini yang berlomba-lomba dimotivasi para orang tua di tiap-tiap rumah. Akankah di zaman serba gadget ini, rasa haus akan Quran dan berlomba tuk tunaikan  puasa tergerus zaman?

Teringat aku akan kisah seorang sahabat Rosulullah Saw, Usaid bin Hudhair yang memiliki suara emas. Ia sangat cinta Quran sejak pertama mendebgar ayat-auat suci itu dibacakan oleh Mus'ab bin Umair.

Suatu malam, Usaid membaca Alquran sambil mengasuh putranya. Setiap membaca ayat-ayat Allah, kudanya berputar-putar hingga mimcul tlrasa khawatir tali kekang sang kuda bisa putus.

Kembali dobacanya Quran, kembali kudanya berputar. Karena khawatir terjadi sesuatu pada putranya yang tertidur lelap, ia pun menghentikan bacaan istimewa ini. Lalu pandang matanya ditujukan ke langit. Takjub ia melihat gumpalan awan besar lalsana payung dengan lampu-lampu terang yang mengelilinginya.

Pagi harinya, kisah ini dipaparkannya kepada Rosulullah Saw. Nabi yang mulia pun mengatakan bahwa para makaikat sangat senang mendengar bacaan Quran yang sangat merdu mendayu. Mereka turun beramai-ramai untuk mendengarkannya. Andai kau teruskan bacaan itu, semua manusia dapat melihat kumpulan malaikat yang sungguh penuh pesona.

Romadhon yang kita ketahui sebagai bulan yang istimewa, tentu kita niatkan untuk mengisinya dengan ibadah yang istimewa. Jika dulu kita ibadah berharap upah, tapi kini, Romadhon mengajari kita untuk mencinta. Kita ibadah semata karena cinta, karena ingin dekat pada Allah Ta'ala. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan