Arisan Jadi Sarana Bernostalgia, Alumnus Tiga Generasi Silaturahmi
SILATURAHMI : Alumni Sekolah Asisten Apoteker (SAA) Palembang dari generasi tahun 1970, 1980, dan 1990 meramaikan Arisan Keluarga Besar Farmasi di Hotel Santika Premiere, kemarin (15/12).-foto: kris/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam suasana penuh kehangatan dan kebersamaan, ratusan alumnus Sekolah Asisten Apoteker (SAA) Palembang dari tiga generasi, 1970, 1980, dan 1990 berkumpul di acara Arisan Keluarga Besar Farmasi di Hotel Santika Premiere, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Minggu (15/12). Acara keempat kalinya ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus penguat rasa kekeluargaan di antara para alumnus.
Ketua Arisan Farmasi, Hj Masayu Arida, menjelaskan, lewat tema “Silaturahmi Obat untuk Mempererat Tali Persaudaraan Kita”, kegiatan ini bertujuan mempersatukan para alumni dari berbagai angkatan yang tersebar di berbagai bidang pekerjaan. Meskipun mereka berasal dari latar belakang farmasi.
"Walaupun basic kita di farmasi, banyak di antara kita sekarang berusaha di bidang lain. Ini adalah arisan keempat kami, dengan total peserta 209 orang," ujar Hj Masayu, yang juga sempat menjabat Ketua AAF periode 2023-2024. Anggota yang hadir dalam arisan kali ini tak hanya dari ibu kota Palembang, ada yang dari Jambi, Lampung, sampai Jakarta. “Banyak alumnus yang merantau dan menjadi orang-orang besar,” papar Msy Arida.
Perwakilan Anggota Arisan Farmasi, Prof Dr H Abdul Kadim, alumnus SAA angkatan 1972 menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan dapat berkumpul bersama teman-teman seangkatan maupun lintas generasi. "Alhamdulillah, walaupun ada yang jalannya sudah tidak lurus lagi, ada yang memakai tongkat, senyumnya tetap semeriah ini. Saya sangat terharu melihat semangat 45 yang luar biasa. Ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus menjaga kebersamaan dan merencanakan masa depan lebih baik," kata pemilik Masjid Kursi Patah di Desa Epil, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin ini.
BACA JUGA:Menyusuri Gereja-Gereja Bersejarah di Palembang: Tempat Ibadah dan Warisan Budaya Kristiani
BACA JUGA:Keris, Warisan Budaya yang Dianggap Bisa Membawa Rezeki
Prof Kadim juga memberikan apresiasi khusus kepada panitia yang telah bekerja keras menyelenggarakan acara ini. "Bahkan bendahara kita sempat ingin mundur, mungkin sudah masanya kita estafetkan tanggung jawab kepada generasi muda. Tapi lihatlah, acara ini tetap berjalan sukses. Saya bangga dan berterima kasih," tambahnya.
Dia mengungkapkan kehadiran para peserta yang mencapai 151 orang kali ini bukti nyata semangat untuk terus menjaga tradisi arisan ini. "Nilai arisannya sebenarnya kecil, tetapi momen berkumpul inilah yang buat kita merasa berharga. Saya berharap kegiatan ini terus dilanjutkan, dan jika ada rezeki saya siap membantu," katanya, seraya menyebut beberapa nama seperti Hj Silvana dan Hj Arida turut aktif dalam kegiatan ini.
Acara ini tak hanya menjadi ajang silaturahmi, juga sarana bernostalgia. Banyak peserta membagikan cerita tentang perjalanan hidup mereka sejak lulus dari SAA, mulai dari tetap berkarier di bidang farmasi hingga memilih jalur profesi lainnya. Acara turut didukung DPC PAFI (Perhimpunan Ahli Farmasi Indonesia) dan berbagai pihak.
Di akhir acara, Prof Kadim kembali menegaskan pentingnya melanjutkan tradisi arisan ini. "Kita ini seperti keluarga besar. Saya berharap tradisi ini terus ada dan jika memungkinkan kita perlu melibatkan lebih banyak generasi muda agar estafet ini tetap terjaga," ujarnya.
Dengan semangat kebersamaan yang terpancar, acara Arisan Keluarga Besar Farmasi ini menjadi bukti bahwa silaturahmi adalah kekuatan yang mampu melampaui perbedaan usia, profesi, dan generasi. Kebersamaan ini diharapkan dapat terus menjadi inspirasi bagi komunitas lainnya untuk menjaga hubungan baik dan saling mendukung dalam berbagai aspek kehidupan.