Kinerja Pasar Keuangan Indonesia November 2024: Saham Melemah, Obligasi Stabil, Bursa Karbon Menjanjikan
Kinerja Pasar Keuangan Indonesia November 2024: Saham Melemah, Obligasi Stabil, Bursa Karbon Menjanjikan-Foto: OJK-
JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Pasar saham domestik Indonesia mencatat pelemahan signifikan pada November 2024. Hingga 29 November, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 6,07 persen month-to-date (mtd) ke level 7.114,27, sedangkan secara year-to-date (ytd) melemah 2,18 persen.
Penurunan ini berdampak pada kapitalisasi pasar yang kini berada di angka Rp12.000 triliun, turun 5,48 persen mtd meskipun masih mencatat kenaikan 2,87 persen ytd.
Investor asing mencatat net sell sebesar Rp16,81 triliun mtd, namun secara ytd tetap mencatat net buy senilai Rp21,56 triliun.
Hampir seluruh sektor saham mencatat pelemahan pada November, dengan sektor basic materials dan property & real estate menjadi yang paling terdampak.
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Pekan ini Alami Fluktuasi, Berikut Catatan Bank Indonesia
BACA JUGA:Cara Mendapatkan Saldo DANA Gratis dari Aplikasi Game
Dari sisi likuiditas, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham mencapai Rp12,78 triliun ytd, menunjukkan aktivitas perdagangan yang masih cukup solid meskipun mengalami tekanan.
Pasar Obligasi: Kenaikan Indeks dan Tekanan Yield
Sementara itu, pasar obligasi menunjukkan kinerja yang lebih stabil.
Indeks Pasar Obligasi Indonesia (ICBI) naik 0,15 persen mtd ke level 393,14, dengan kenaikan 4,95 persen ytd.
Yield Surat Berharga Negara (SBN) rata-rata naik 8,41 basis poin mtd dan 26,34 basis poin ytd.
BACA JUGA:OJK Luncurkan Pedoman Akses Pelayanan Keuangan untuk Penyandang Disabilitas
BACA JUGA:OJK Lantik Pimpinan Baru untuk Perkuat Pengembangan Sektor Keuangan dan Perekonomian Daerah
Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp13,07 triliun mtd tetapi secara ytd masih mencatat net buy senilai Rp30,44 triliun.
Di sisi obligasi korporasi, investor asing membukukan net buy sebesar Rp0,22 triliun mtd meskipun secara ytd mencatat net sell Rp2,45 triliun.