Pembangunan Gedung Forest and Land Fire Management Center Korea-Indonesia Dimulai
Peletakan batu pertama pembangunan Forest and Land Fire Management Center kerjasama Korea-Indonesia di Sumsel dimulai. Gedung pusat pengelolaan kebakaran hutan menjadi pengelolaan karhutla dan pelatihan profesional. Foto:Nisa/Sumateraekspres.id--
KAYUAGUNG, SUMATERAEKSPRES.ID – Pembangunan Gedung Forest and Land Fire Management Center yang merupakan bagian dari proyek kerjasama Korea-Indonesia, kini telah dimulai dengan peletakan batu pertama.
Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pengelolaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan, khususnya di wilayah Sumatera.
Direktur Jenderal Perubahan Iklim, Ir. Laksmi Dewanti, MA, menjelaskan bahwa pembangunan ini adalah langkah awal dalam menjadikan Sumsel sebagai pusat informasi dan pelatihan karhutla, yang diharapkan dapat mempengaruhi seluruh wilayah Indonesia.
BACA JUGA:Mate 70 Series Tandai Akhir Ketergantungan Huawei dengan Android, Ini Spesifikasi Lengkapnya
BACA JUGA:Inilah 10 Jurusan Sarjana Tersulit Mencari Kerja di Indonesia
"Ini adalah bagian dari kerjasama antara Indonesia dan Korea untuk membangun pusat keunggulan atau center of excellence di bidang pengelolaan karhutla," ujarnya saat acara peletakan batu pertama pada Senin (2/12).
Pusat pengelolaan ini akan dibangun di sekitar Kantor Manggala Agni Daops XVII Sumatera, yang merupakan fasilitas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
Laksmi Dewanti berharap, fasilitas ini nantinya dapat mengembangkan kompetensi serta meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparat yang menangani karhutla, terutama di wilayah Sumatera.
BACA JUGA:Jadwal Tes PPPK Prabumulih 2024, Catat Lokasi dan Waktunya!
BACA JUGA: Pecinta Vespa Wajib Tahu! Harga Super Sprint 1965 Semakin Fantastis, Kini Harga Capai Rp 1 Miliar
Gedung yang dibangun ditargetkan selesai pada Mei 2025 dan akan dilengkapi dengan pusat komando yang memungkinkan pengendalian operasional karhutla dengan menggunakan teknologi informasi.
Laksmi menambahkan bahwa sistem aplikasi Sipongi yang digunakan untuk pemantauan karhutla saat ini sudah dilengkapi dengan deteksi dini dan sistem peringatan untuk memberikan informasi lebih cepat kepada petugas, agar mereka dapat segera bertindak jika ada titik api yang terdeteksi.
Perwakilan Korea-Indonesia Forest Center, Kuswandono, menyampaikan bahwa proyek ini merupakan bagian dari kerjasama yang lebih luas.
BACA JUGA:Minimnya Perhatian, Cagar Budaya Palembang Nyaris Punah dan Terlupakan Generasi Mendatang