https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Batubara Dominasi Ekspor Sumsel: Kontribusi 42,39 Persen pada Neraca Perdagangan Internasional Indonesia

Batubara masih menjadi andalan ekspor Sumsel, menyumbang 42,39% nilai ekspor. Saatnya diversifikasi produk demi masa depan! Foto: dila/sumateraekspres.id--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID- Neraca perdagangan luar negeri Indonesia masih terjaga,  tercatat komoditi ekspor Sumsel hingga Oktober masih di bukukan oleh  Batubara mencapai 42,39 persen. 

Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel, Mirza mengatakan, komoditi  batubara menempati peringkat pertama ekspor Sumsel dengan kontribusi sebesar 42,39% dari total nilai ekspor. 

"Nilai devisa yang dihasilkan mencapai USD 2,2 miliar, menjadikan sektor ini sebagai andalan utama bagi perekonomian Sumsel. PT Bukit Asam Tbk tercatat sebagai kontributor terbesar dalam ekspor batubara, dengan pangsa sebesar 19,72%," katanya

Selain batubara, kata dia, bahan baku karet juga memberikan kontribusi signifikan pada sektor ekspor dengan porsi 21,33%, diikuti oleh pulp sebesar 19,22%. Produk lain seperti minyak mentah dan minyak olahan menyumbang 6,97%, sementara lemak dan minyak nabati memberikan kontribusi 3,62%. 

BACA JUGA:Eksepsi Tiga Terdakwa Korupsi IUP Batu Bara Lahat Ditolak, Ini Alasan JPU

BACA JUGA:Kasus Megakorupsi Izin Tambang Batu Bara di Lahat dengan Potensi Kerugian Negara Rp488 Miliar Segera Disidang,

Komoditas lain yang lebih kecil porsinya, seperti kertas (1,70%), pupuk (1,07%), dan kayu semi olahan (1,06%), tetap menjadi pelengkap dalam struktur ekspor Sumsel.  

“Batubara dan karet adalah komoditas strategis yang memberikan kontribusi besar terhadap nilai ekspor Sumsel. Namun, diversifikasi produk ekspor tetap diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dan daya saing di pasar internasional,” ujar Mirza.  

Di sisi impor, mesin menjadi kategori utama dengan kontribusi sebesar 26,78% dari total nilai impor, atau setara dengan USD 497,52 juta.

"Mesin-mesin tersebut sebagian besar digunakan untuk mendukung kegiatan industri, khususnya di sektor manufaktur dan pengolahan di Sumsel," ulas dia. 

BACA JUGA:Batu Bara Mendukung Ketahanan Pangan Lewat Gasifikasi untuk Produksi Pupuk

BACA JUGA:Penjualan Batu Bara Lahat Semester I Capai 17 Juta Ton Lebih

Kategori impor lainnya yang menonjol adalah reaktor, turbin, dan generator, yang menyumbang 18,66%, diikuti oleh mesin perkakas sebesar 14,75%. Produk seperti pupuk (3,55%), bahan baku karet (3,05%), dan serealia (3,04%) juga masuk dalam daftar impor utama. PT Oki Pulp & Paper Mills tercatat sebagai importir terbesar untuk kategori mesin, dengan pangsa sebesar 88,02%.  

“Impor mesin ini berfungsi mendukung aktivitas industri di Sumsel. Ini menunjukkan  ada upaya penguatan kapasitas produksi di sektor hilir, khususnya yang berkaitan dengan pengolahan bahan baku lokal,” jelas Mirza.  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan