Bisa Tembus Rp4 Ribu per Kilogram, Harga TBS Sawit Capai Rp3.618
--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Harga tandan buah sawit (Tbs) segar benar-benar tancap gas selama satu tahun terakhir. Bahkan memasuki periode ke-2 November harganya berdasarkan penetapan Dinas Perkebunan Sumatera Selatan mencapai Rp3.618 per kilogram untuk tanaman sawit usai puncak atau 10-20 tahun.
"Udah setahunan ini mas harganya rally naik terus perlahan, bahkan kata teman saya yang pakar, Dia yakin bisa tembus Rp4 ribu per kilogram," ucap Ketua KUD Mandiri Jaya Makmur, Purwo Pamungkas kepada Sumatera Ekspres.
Kenaikan harga sawit ini, kata Purwo berdasarkan informasi yang ia terima, lantaran konflik yang terjadi di Timur Tengah. Itu naiknya biaya ongkos angkut CPO, lantaran harus memutar akibat tidak bisa melalui perairan laut merah karena konflik tersebut.
"Informasi yang saya terima begitu, tentunya juga pengaruh karena naiknya permintaan dalam negeri. Produk turunan sawit makin dicari, terutama melalui program biodiesel, apalagi ada rencana Presiden Prabowo untuk program B-50 bakal makin naik permintaan," tandasnya.
BACA JUGA:AgenBRILink: Pahlawan Inklusi Keuangan yang Mendekatkan Layanan Perbankan di Tengah Kebun Sawit
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera selatan, Agus Darwa melalui Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran, Muksin mengatakan, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit tahun 2024 stabil tetapi dibandingkan dengan tahun 2023 naik. "Kenaikan harga sawit dipicu oleh peningkatan permintaan CPO ke India, kemudian kenaikan harga minyak nabati, kelemahan nilai tukar uang, hingga penurunan produksi," sampainya,
Sementara itu, Presiden RI Prabowo Subianto dalam pidatonya di Indonesia-Brasil Business Forum, Rio de Janerio menegaskan, Indonesia akan mengembangkan produksi biodiesel 50 persen atau B50 pada tahun 2025. Produksi diesel dicampur dengan minyak kelapa sawit itu akan dilakukan oleh Indonesia sendiri.
Prabowo mengakui bahwa Brasil memang negara yang lebih maju dalam penggunaan energi bio fuel dari tanaman. "Anda sangat sukses dengan bioetanol dan kami akan masuk ke biodiesel, memproduksi diesel dari minyak kelapa sawit," ungkap Prabowo, dikutip Senin (18/11/2024).
Saat ini, ungkap Prabowo, Indonesia sudah berhasil memakai biodiesel 35 persen atau B35. Di tahun depan, Indonesia akan meluncurkan B40. "Kami ingin meningkatkan jadi 50 persen pada tahun 2025," tegas Prabowo.