https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Konsepsi Merdeka Belajar Bagi Murid 

Menyaji diskusi tentang pendidikan Indonesia tentuya tidak dapat terlepas dengan sosok Ki Hajar Dewantara atau bernama asli, R.M. Soewardi Soerjaningrat.Ki Hajar Dewantara (KHD) sebagai pahlawan pendidikan Indonesia, bahkan ia mendapat julukan sebagai Bapak Pendidikan. Melalui buah pemikirannya, Ki Hajar Dewantara berpendapat jika pendidikan adalah serangkaian proses untuk memanusiakan manusia.

Konsep pendidikan menurut KHD didasarkan pada asas kemerdekaan, memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan dari Tuhan Yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat.oleh karena itu, diharapkan seorang murid harus memiliki jiwa merdeka dalam artian merdeka secara lahir dan batin serta tenaganya sehingga terwujudnya manusia yang tangguh/resilien.

Esensi kemerdekaan berpikir harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi. Merdeka Belajar diharapkan dapat memperbaiki proses belajar mengajar agar dapat berdampak baik dalam aspek kehidupan. Mulai dari aspek fisik, mental, jasmani dan rohani dalam dunia pendidikan.

Dalam pandangan beliau bahwa Pendidikan itu bukan untuk merubah kodrat manusia, namun pendidikan itu lebih kepada membantu murid-murid untuk memaksimalkan potensi yang ada di dalam diri (kodratnya).Pendidikandianalogikan sebagai petani yang akan menanam bibit. Sebagus apapun bibit yang dimiliki tanpa dilakukan perawatan, pemeliharaan yang maksimal maka tidak akan bisa menghasilkan tanaman yang berkualitas. Begitupun sebaliknya walaupun berasal dari bibit yang kurang bagus, namun kalau diberikan perawatan maka akan bisa menghasilkan tanaman yang berkualitas.

Sebagai seorang pendidik/guru atau pamong berdasarkan konsep pemikiran beliau sejatinya bahwa guru berkewajiban menuntun peserta didik agar dapat menumbuhkan karakter positif yang dimilikinya sehingga sesuai dengan profil pelajar pancasila.

Seperti yang telah diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa, “Seorang pendidik itu bertugas menuntun peserta didiknya mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Oleh karenanya, dibutuhkan strategi kreatif dari guru guna dapat menumbuhkan budi pekerti pada peserta didik melalui contoh yang positif (Ing ngarso sung tolodo), memberikan ide atau semangat yang membangun bagi peserta didik (Ing madya mangun karso) dan memberi dorongan dari belakang kepada peserta didik (Tut wuri handayani) guna mencapai tujuan pendidikan Indonesia dan membentuk manusia seutuhnya, wellbeing students.

Beradasarkan pemikiran KHDini tersuratkan bahwa pendidikan tidak boleh dimaknai sebagai paksaan.Beliau menginginkan peserta didik harus mengunakan dasar tertib dan damai, tata tenteram dan kelangsungan kehidupan batin, kecintaan pada tanah air menjadi prioritas. Karena ketetapan pikiran dan batin itulah yang akan menentukan kualitas seseorang.

Pendidikan haruslah mampu memajukan pertumbuhan budi pekerti, pikiran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, agar pendidikan dapat memajukan kesempurnaan hidup.Yakni, kehidupan yang selaras dengan perkembangan dunia tanpa meninggalkan jiwa kebangsaan (rasa nasionalisme pada bangsanya sendiri).

Seorang pendidik yang baik, harus tahu bagaimana cara mengajar, memahami karakter peserta didik, dan mengerti tujuan pengajaran pada kelas yang diampunya. Harapannya, agar dapat mewujudkan hasil didikan yang mempunyai pengetahuan yang mumpuni secara intelektual maupun budi pekerti serta semangat membangun bangsa.Dalam konteks ini pengajaran (transfer ilmu pengetahuan) kepada peserta didik harus berimbang dengan pendidikan budi pekerti luhur kepada peserta didik sehingga terbentuk peserta didik yang berkarakter.

Substansi pendidikan  yang  telah  dikemukakan  Ki  Hajar  Dewantara  adalah pendidikan  merupakan  sebuah  tuntunan  yang  menuntun  tumbuh  dan  berkembangnya kodrat yang ada pada peserta didik dan  mengantarkanya  untuk  mencapai kesempurnaan hidup. Dari  sudut  pandang  ini  dapat  kita  lihat  pemikiranya  yang lebih  mengedepankan  perkembangan  peserta  didik,  yaitu  pendidikan  bukan  hanya  saja bermanfaat  bagi  peserta  didik  namun  juga  bagaimana  peserta  didik  tersebut  mampu membawa  kemanfaatan  bagi  lingkunganya.  Pendidikan  juga  merupakan  sarana  bagi peserta didik untuk meningkatkan rasa kepercayaan dirinya serta mengembangkan bakat yang  ada di  dalam  dirinya (mengggali potensi diri).

Jika dikaitkan dengan konteks pendidikan saat ini, tentunya pemikiran Ki  Hajar  Dewantara adalah sebuah refleksi yang tepat untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik. Konsep  merdeka  belajar  yang  digagas  oleh  Kementerian  Pendidikan,  rupanya seirama dengan  apa  yang digaungkan oleh Ki  Hajar  Dewantara dalam beberapa tahun silam  yang dirasa  masih sangat relevan  untuk di terapkan di  masa sekarang  ini. Melihat esensi  utama  dari  “merdeka  belajar”  yang  mengedepankan kemadirian, kebebasan  berfikir, serta berinovasi  bagi  guru  dan  murid  akan  sangat  efektif  untuk  mengeksplorasi  potensi  dari peserta didik  itu  sendiri. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan