Perbandingan Kekuatan Militer Indonesia dan Jepang: Anggaran dan Teknologi yang Jauh Berbeda
Perbandingan Kekuatan Militer Indonesia dan Jepang: Anggaran dan Teknologi yang Jauh Berbeda-Foto: Dall E-
Luasnya perairan Indonesia membuat negara ini memiliki lebih dari 150 kapal perang, termasuk kapal selam kelas Nagapasa dan fregat kelas Martadinata.
Namun, kemampuan teknologi dan jumlah kapal Indonesia masih perlu ditingkatkan untuk menghadapi ancaman maritim modern.
Jepang, dengan armada yang serupa dalam jumlah, mengoperasikan kapal perusak canggih seperti kelas Maya dan kapal induk helikopter Izumo. Kapal selam mereka, seperti kelas Soryu dengan teknologi Air-Independent Propulsion (AIP), jauh lebih modern dibandingkan kapal Indonesia.
Kekuatan Angkatan Udara: Teknologi Membuat Perbedaan
Indonesia mengandalkan pesawat tempur seperti F-16 Fighting Falcon, Sukhoi Su-27/30, dan pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle.
Operasi logistik didukung pesawat angkut Hercules C-130, sementara pengadaan jet tempur generasi terbaru seperti Rafale dan F-15EX masih dalam proses.
Sebaliknya, Jepang memiliki armada udara modern, termasuk F-35A/B Lightning II dan pesawat tempur lokal Mitsubishi F-2.
Mereka juga dilengkapi sistem peringatan dini serta pertahanan udara mutakhir, yang membuat kekuatan udara Jepang jauh lebih unggul.
Teknologi dan Industri Pertahanan
Industri pertahanan Indonesia mulai berkembang melalui perusahaan seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia.
Produk lokal seperti kendaraan tempur Anoa dan pesawat CN-235 menunjukkan kemajuan, meski masih kalah bersaing secara teknologi.
Sementara itu, Jepang memiliki industri pertahanan maju yang diwakili oleh perusahaan seperti Mitsubishi Heavy Industries dan Kawasaki Heavy Industries. Jepang unggul dalam memproduksi tank, kapal perang, pesawat tempur, dan teknologi berbasis AI serta robotik.
Dengan anggaran dan teknologi yang jauh lebih besar, Jepang memiliki keunggulan militer di kawasan Asia. Indonesia, meskipun lebih berfokus pada ancaman lokal, terus berupaya meningkatkan kemampuan pertahanannya melalui modernisasi alutsista dan pengembangan industri pertahanan.
Kedua negara memiliki pendekatan unik yang mencerminkan kebutuhan strategis masing-masing.