BPS Ungkap Angka Mengejutkan: Inflasi Sumatera Selatan Tembus 1,09%!
Inflasi Provinsi Sumatera Selatan, Oktober 2024 Tercatat 1,09 Persen-Foto: BPS-
SUMATERAEKSPRES.ID - Pada bulan Oktober 2024, Provinsi Sumatera Selatan mengalami inflasi year on year (y-on-y) sebesar 1,09 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat pada angka 105,87.
Berdasarkam data Badan Pusat Statistik (BPS) nflasi ini mencerminkan peningkatan harga barang dan jasa yang mempengaruhi daya beli masyarakat.
Dari hasil pemantauan, Kabupaten Ogan Komering Ilir mencatat inflasi tertinggi di provinsi ini, yakni sebesar 1,44 persen dengan IHK mencapai 107,05.
Sebaliknya, Kota Lubuk Linggau mengalami inflasi terendah dengan angka 0,89 persen dan IHK sebesar 104,61.
BACA JUGA:Menanti Putusan MK dan Data BPS, Penetapan UMP Sumsel 2025 Baru Akan Diputuskan
BACA JUGA:BPS Buka Rekrutmen Mitra Statistik Bagi Lulusan SMA Seluruh Indonesia, Mahasiswa juga Bisa Daftar
Peningkatan inflasi y-on-y ini disebabkan oleh kenaikan harga pada berbagai kelompok pengeluaran. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen, sementara kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga meningkat sebesar 0,70 persen.
Kelompok kesehatan juga menunjukkan kenaikan yang signifikan, mencapai 1,71 persen.
Selain itu, kelompok transportasi naik sebesar 1,13 persen, diikuti oleh kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya yang melonjak 2,05 persen. Kelompok pendidikan mengalami kenaikan sebesar 1,82 persen, sementara penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 1,40 persen.
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat kenaikan paling tinggi, yakni 8,51 persen.
BACA JUGA:10 Kota Termiskin di Indonesia Tahun 2024 Berdasarkan Data BPS. Dari Sorong hingga Subulussalam
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Gandeng BPS, Cari Solusi Jangka Pendek untuk Tekan Kemiskinan
Di sisi lain, beberapa kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks.
Kelompok pakaian dan alas kaki tercatat turun 1,39 persen, diikuti oleh perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga yang turun sebesar 0,54 persen.