Antusias Daftar Sumeks Musi Run 2024, Runner Asal Lampung Ajak Keluarga
Tetty Maryeni-foto: ist-
Sementara kategori 10K, startnya sama kategori 5K. Namun setelah melintas persimpangan Pasar Induk Jakabaring, rutenya terus saja di Jl GHA Bastari menaiki Flyover (FO) Jakabaring. Lalu Jl HM Ryacudu, Jembatan Ampera, putar balik air mancur depan Masjid Agung Palembang.
Peserta kategori 10K, naik lagi ke Jembatan Ampera, Jl HM Ryacudu, Jl HM Ryacudu, menaiki FO Jakabaring, Jl GHA Bastari, masuk lagi ke komplek JSC, dan finis di depan Stadion Gelora Sriwijaya. “Peserta kemudian menukarkan pita dengan medali,” pungkasnya.
Event Musi Run menjadi kompetisi lomba lari paling bergengsi di Sumsel, karena Harian Sumatera Ekspres tidak main-main soal rule dan standar yang diberlakukan. Setara dengan event Maraton tingkat internasional, seperti Tokyo Maraton, London Maraton dan lain-lainnya.
"Kami menggunakan chip di setiap nomor dada peserta. Chip ini yang menghitung waktu tempuh peserta sampai ke finis, sehingga hasil pemenang dapat akurat dan tidak menimbulkan perselisihan. Penggunaan chip ini sama seperti event maraton internasional, seperti Tokyo Marathon dan sejenisnya," tegasnya.
Kemudian, aspek lainnya seperti Rest Fresh Man juga sudah diperhitungkan. Dimana untuk kategori 5K menggunakan satu titik. "Sedangkan untuk kategori 10K, titik Rest Fresh Man ada 2 titik,” ucapnya.
BACA JUGA:Komunitas 151 Runner Prabumulih Mengukir Jejak di Dunia Lari, Pastikan Ikut Sumeks Musi Run 2024
Arie Abadi menjelaskan, di setiap Rest Fresh Man, peserta akan mendapatkan pita sebagai tanda sudah sampai ke titik tersebut. “Jika sampai ke finis, pita itu digunakan untuk mengambil medali," jelasnya.
Event Musi Run memiliki standar dalam menentukan pemenang, yang mana ini sudah menjadi aturan yang mesti diikuti. “Pemenang ditentukan berdasarkan waktu tercepat, dan terkualifikasi dengan benar, dan harus WNI. Kalaupun ada peserta WNA dan tercepat, maka statusnya cuma penggembira," tegasnya.
Kata Arie, semua orang tahu olahraga lari merupakan olahraga paling murah. Karena tidak membutuhkan biaya yang mahal. Semua usia dengan berbagai gender, menyukai olahraga paling merakyat ini.
"Dengan event Musi Run ini, diharapkan bisa menjadi sport tourism di Kota Palembang khususnya, dan Sumatera Selatan umumnya. Untuk semakin memperkenalkan event ini ke kancah regional maupun nasional, panitia menonjolkan ikon Jembatan Ampera, serta dipusatkan di Jakabaring Sport City (JSC)," bebernya.
Sebab sesuai tujuannya, event ini dilaksanakan untuk menjadi penggerak yang ampuh untuk pembangunan dan kemajuan suatu wilayah. Kemudian, sebagai ajang promosi pariwisata dan budaya Kota Palembang.
"Melalui kegiatan ini, tidak hanya kunjungan peserta. Tapi juga melibatkan pembangunan infrastruktur lokal, dan Kota Palembang dan Sumsel menjadi ikon baru destinasi sport tourism,” imbuhnya.