https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Kondangan Tak Lagi ’Toko Emas Berjalan’, Kebiasaan Mulai Memudar, Masyarakat Sudah Pintar

BELI EMAS: Seorang perempuan hendak membeli perhiassan emas di toko emas daerah Kota Kayuagung, Kabupaten OKI. -FOTO: KHOIRUNNISAK/SUMEKS-

SUMATERAEKSPRES.ID - KEBIASAAN masyarakat memakai seluruh perhiasan emasnya saat menghadiri pesta hajatan, diklaim sudah berkurang. Layaknya sebutan ‘toko emas berjalan’, fameo selama ini. Sudah menyimpan uangnya di bank. Selain juga takut diincar perampok.

Kebiasan perempuan memakai perhiasan emas dalam jumlah banyak di Kabupaten OKI, cukup terkenal bagi mereka yang tinggal seperti di Kecamatan Tulung Selapan, Pangkalan Lampam, Pampangan, Cengal, Kayuagung, dan lainnya.

“Itu dulu, perempuan di Desa Selapan Ilir, kalau pergi ke acara hajatan memakai emas ukuran yang besar-besar. Mulai dari kalung, gelang, dan cincin,” terang H Yendi Asmedi, Kepala Desa Selapan Ilir,  Sabtu (5/10).

Karena pada waku itu, sambung Yendi, masyarakat tidak bisa menyimpan uang seperti sekarang, ada bank. Mereka juga tidak berani menyimpan uang di rumah, jadi kalau ada uang mereka belikan berbagai perhiasan emas.

BACA JUGA:Kenaikan Emas Tak Terbendung! Harga Nyaris Tembus Rp1,5 Juta per Gram di Palembang

BACA JUGA:Tren Kenaikan Harga Emas di Palembang, Simak Rincian Lengkapnya di Sini!

“Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa, mengenakan emas saat acara kondangan," akunya. Dahulu juga mencari uang lebih muda, bagi mereka yang memiliki usaha kayu. Setelah menjual kayunya ke Palembang, langsung membeli emas ke toko mas yang ada di Palembang.

Bahkan ada yang sekali membeli emas hingga 20 suku. Makanya jika pergi ke acara kondangan semua emas yang ada di rumah dikenakan semua. “Tapi kebiasaan ini mulai jarang dilakukan, masyarakat lebih modern. Sudah banyak yang sekolah di luar desa, mereka sudah menyimpan uangnya di bank,” tuturnya.

Ada perasaan malu bagi sebagian orang yang saat ini, jika kondangan menggunakan perhiasan yang banyak. “Jadi kebiasaan mereka yang dulu mulai pudar,” sebut Yendi. Apalagi usaha kayu saat ini sudah minim. Penghasilan warga pun berkurang.

BACA JUGA:Harga Emas di Palembang Naik Lagi: Investasi Semakin Menguntungkan?

BACA JUGA:Cuan Besar! Harga Emas di Palembang Terus Naik, Ini Perinciannya

Sementara Hatta warga Cengal, menyebut jika dahulu warga tidak mementingkan rumah yang bagus seperti sekarang ini. Mereka lebih mementikan uang dan perhiasan. “Mereka dulu menyimpan dalam kaleng. Satu rumah, bisa ada puluhan suku emas dalam kaleng,” bebernya.

Dan ketika ada pesta hajatan, seluruh perhiasan emas itu dipakai pemiliknya. Takut jika ditinggal di rumah, jadi sasaran pencurian.

“ Mereka dengan bangga memakai emas saat kondangan. Tapi sekarang kebiasaan itu sudah berubah, mereka hidup lebih modern. Sudah menyimpan uang di bank, karena lebih aman,” pungkasnya. (uni/air)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan