Palembang Kota Air yang Hilang? Ini Fakta Mencengangkan Sungai Tengkuruk, Ada Mistisnya Lho!
Sejarah Panjang Jalan Tengkuruk Permai Palembang, Saksi Modernisasi Kota Air Menjadi Kota Daratan-Foto: Kris Samiaji/sumateraekspres.id-
Modernisasi menjadi kota daratan membuat Pemerintah yang berkuasa kala itu (Kolonial) membuat berbagai sungai ditimbun untuk menjadi jalan daratan.
"Berdasarkan catatan Sejak tahun 1908, 1921, 1931 hingga 1938 orang Palembang menyebutnya sungai Tengkuruk ditimbun memakai “puru”, tanah merah bercampuran kerikil,"
"Yang banyak terdapat di perbukitan Palembang sebagai jalan darat pusat utama di Kota Palembang," ulasnya.
Padahal orang Palembang yang hidup “di atas air”, sebelumnya tidak pernah membayangkan untuk berdiam di daratan.
BACA JUGA:Ditimbun di Zaman Belanda 1930-An, Sungai Kapuran Tinggal Kenangan, Diabadikan jadi Nama Lorong
Perubahan sungai ke jalan darat tersebut, tidak lepas mulai banyaknya orang-orang Eropa bersamaan dengan alat transporatasi mobil di Kota Palembang sungai dan transportasinya mesti dirubah oleh pemerintah Gemeente Palembang.
"Sungai yang menjadi jalan tersebut, awalnya bernama Jalan Tengkuruk, yang dirubah menjadi Jalan Jenderal Sudirman pada waktu peresmian Jembatan Ampera 10 Nopember 1965," ujarnya.
Bersamaan dengan menimbun sungai Tengkuruk, Belanda juga menimbun sungai-sungai di sekitar sungai Tengkuruk.
Contohnya eperti Sungai Kapuran, Sungai Sayangan, dan Sungai Rendang.
Sehingga dalam tahun 1921, jalan yang ditimbun dari sungai tersebut tercipta sepanjang 20 km mulai dari Jalan Belakang Benteng, Jalan Tengkuruk, Jalan Masjid Lama hingga Pelabuhan Boom Baru.
"Modernisasi Kota Palembang dirancang memalui masterplan yang dibuat oleh Thomas Karsten," katanya.
BACA JUGA:Degradasi Hutan Sungai Manna Picu Banjir Bandang, Infrastruktur dan Kehidupan Warga TerancamBACA JUGA:'Gegara' Banyak Pohon Keranji, Sungai di Palembang Berubah jadi Nama Lorong Lebak Keranji, Cek Kisahnya
Zaman dulu sungai Tengkuruk memiliki lebar 8 meter dan panjang kurang lebih 3 km.
Berawal dari Boom (Pelabuhan) Plaju atau dermaga tengkuruk (tengkuruk kade) yang sekarang berada di bawah Jembatan Ampera sampai ke depan Talang Jawa, depan Pasar Cinde.