Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel
Produksi Padi Meningkat, Sumsel Masuk Tiga Besar secara Nasional dalam Peningkatan Produksi Padi Tahun 2022
Dalam hal produksi padi di Sumsel, catatan faktual menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Tahun 2022 (berdasarkan angka tetap BPS) produksi padi Sumsel sebanyak 2.775.069 ton Gabah Kering Giling (GKG), meningkat 222.626 ton GKG dibandingkan produksi tahun 2021 sebesar 2.552.443 ton GKG.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Provinsi Sumsel, Dr. Ir. H.R. Bambang Pramono, M.Si, Sabtu (11/3/2023). Peningkatan produksi padi Sumsel ini merupakan peningkatan tertinggi dari 3 Provinsi penghasil beras tertinggi nasional. Produksi padi tahun 2022 merupakan produksi tertinggi selama kurun waktu empat tahun terakhir dengan produktivitas mencapai 54,06 kuintal/hektar dan capaian tersebut melebihi produktivitas padi nasional.
Menurut Bambang keberhasilan Sumsel tidak lepas dari tekad kuat dan keberpihakan Gubernur Sumsel H Herman Deru terhadap sektor pertanian di Provinsi Sumsel yang sangat luar biasa. Hal tersebut terbukti dengan berbagai kebijakan yang diambilnya untuk menjadikan Sumsel lumbung pangan, diantaranya mengalokasikan dukungan anggaran maksimal untuk kemajuan pertanian Sumsel. BACA JUGA : Berpotensi Kemarau Panjang
Di paparkan Bambang, Capaian Kinerja Distan TPH Provinsi Sumsel relatif memuaskan. Distan TPH telah melakukan updating, verifikasi, dan mengusulkan penambahan Luas Baku Lahan Sawah (LBS) Sumsel ke Dirilis dari Kementerian ATR BPN berdasarkan SK ATR/BPN 2019, LBS Sumsel seluas 470.602,37 hektar bertambah menjadi seluas 609.586,24 hektar. Melalui verifikasi secara nasional oleh Kementerian ATR/BPN, LBS Sumsel meningkat lebih dari 130.000 hektar secara otomatis bertambah pula produksi padi Sumsel.
Distan TPH Sumsel berhasil meningkatkan jumlah produsen benih padi yang terdaftar di E-catalog, meningkatkan jumlah kelompok tani (Poktan) dan petani yang terdaftar di SIMLUHTAN, meningkatkan alokasi pupuk bersubsidi di tahun 2023, meningkatkan serapan KUR, penggunaan secara optimal Taxi Alsintan.
Bambang memaparkan, pengolahan secara konvensional, lahan persawahan di sana mengalami satu kali panen dalam satu tahun. Sekarang berkat perlakuan khusus dengan pendekatan mekanisasi pertanian, lahan persawahan tersebut sudah bisa mengalami dua kali panen dalam satu tahun. Dulu, dalam satu hektar hanya menghasilkan padi sebanyak 4 -5 ton. Namun kini pascamekanisasi pertanian, bisa diproduksi sebanyak 8 -9 ton perhektar.
Adanya peningkatan alokasi pupuk bersubsidi tahun 2023 di Sumsel, dari Ditjen PSP Kementan dalam rangka peningkatan produktivitas padi dan pangan lainnya di Sumsel menjadi 107,79%. Untuk alokasi pupuk NPK sebanyak 89,40%. Selanjutnya, kegiatan rehab jaringan irigasi (RJIT), pembuatan embung, irigasi perpipaan, dan jalan usaha tani (JUT) serta kegiatan lainnya dari PSP dapat berkontribusi dalam peningkatan produksi dan produktivitas padi. “Hal ini sangat mendukung program Sumsel Mandiri Pangan,” pungkasnya. (Adv)