Pacu SDM, Tekan Angka Katastropik
PALEMBANG - Meningkatkan SDM kesehatan dan menekan angka katastropik menjadi salah satu langkah maupun program yang bakal dilakukan Perhimpunan Profesional Kesehatan Indonesia (Prokami) Sumsel dengan tujuan menyehatkan umat. Ketua Umum Prokami, Dr dr Eka Ginanjar SpPD KKV FINASIM FACP FICA MARS menjelaskan Prokami merupakan pemersatu meliputi semua organisasi profesional kesehatan.
"Kita selalu berkolaborasi dengan semua stakeholder untuk menyehatkan umat," sampainya saat pelantikan pengurus Prokami Sumsel di Aula Graha Bina Praja Pemprov Sumsel, kemarin (12/3). Ketua Pengurus Harian Prokami Sumsel, dr Agus Marhsal MH mengatakan program kerja Prokami Sumsel ke depan meningkatkan profesional SDM tenaga kesehatan melalui pelatihan-pelatihan kompetisi profesional tenaga kesehatan.
"Pelatihan seperti beberapa metode sunat, seminar-seminar umum sesuai arahan kepala dinas kesehatan provinsi Sumsel. Kita utamakan promosi kesehatan, jadi kita akan memberikan fungsi kita sebagai organisasi profesi ke masyarakat/umat di Sumsel," terangnya. BACA JUGA : Memahami Manfaat Usus Dalam Mencerna Makanan di Tubuh Manusia
Organisasi Prokami merangkum semua profesional bidang kesehatan dan akan diberdayakan sehingga mereka bisa terasah kompetisi dan bakatnya. Tantangan kesehatan di Sumsel saat ini sebenarnya hampir sama dengan daerah lain. Sesuai arahan Kemenkes juga soal penyakit yaitu degeneratif, geriatrtic (penyakit orang-orang tua) yang mendominasi dan itu bukan penyakitnya saja, juga perlakuan.
"Orang-orang muda saat ini juga banyak yang sudah mengalami penyakit padahal dulunya hanya diderita orang-orang tua, seperti jantung koroner, kanker. Dan itu kita akan berkolaborasi dengan profesional sehingga jadi satu kesatuan mengedukasi masyarakat guna menurunkan angka penyakit ini," jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, dr H Trisnawarman MKes SpKKLP menyampaikan penyakit kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks) adalah jenis kanker yang paling banyak menyebabkan kematian di masyarakat. "Tingginya angka kasus pada dua jenis kanker tersebut dikarenakan pola hidup yang tidak sehat, sering makan cepat saji, kurang aktivitas fisik, dan lainnya," ujarnya.
Perlu juga mendeteksi dini kanker agar penanganan segera dilakukan, karena seringkali penyakit kanker baru terdeteksi jika sudah berat sehingga penanganan jadi sulit dan angka kematian tinggi. "Hampir 70 persen kasus kanker ditemukan di stadium akhir. Kita Dinkes Provinsi berharap Prokami dapat berperan aktif melakukan tindakan pencegahan atau menangani masalah kesehatan yang ada di Sumsel," katanya. (tin/fad)