Eskalasi Konflik Antara Warga dan Gajah Liar Meningkat di Musi Rawas
Konflik antara warga dan gajah liar di SP5 HTI Desa Trianggun Jaya, Muara Lakitan, semakin meningkat. BKSDA menurunkan tim untuk mengatasi masalah ini dan mengingatkan masyarakat agar menghindari aktivitas di sore hingga malam hari, saat gajah-gajah akti--
“Kami akan mengadakan rembuk untuk mencari solusi bersama agar masalah ini bisa diatasi dengan baik,” kata Yusmono.
Data BKSDA menunjukkan bahwa terdapat sekitar 50 ekor gajah liar di kawasan HTI Muara Lakitan. Populasi gajah ini terbagi dalam beberapa kelompok dan mengalami penyusutan.
Yusmono menyebutkan bahwa pembukaan lahan oleh perusahaan dan aktivitas pembakaran lahan juga berkontribusi pada konflik ini, meskipun pengaruhnya tidak terlalu besar.
BACA JUGA:Beragam Tradisi Unik dalam Menyambut Maulid Nabi di Indonesia
BACA JUGA:Nah, yang Hobi Traveling, Bandara SMB II Palembang Sambut Dua Rute Baru dari Super Air Jet
Warga SP5 HTI Desa Trianggun Jaya mengungkapkan keresahan mereka akibat gajah-gajah liar yang sering merusak tanaman mereka.
Kepala Desa Trianggun Jaya, Imran, mengonfirmasi bahwa insiden serangan gajah liar hampir terjadi setiap hari.
“Kami berharap pihak terkait segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini agar tidak semakin menambah keresahan warga,” katanya.
Imran juga menambahkan bahwa situasi semakin mencekam setelah kejadian tragis pada Minggu (8/9) sekitar pukul 06.00 WIB, ketika Karsini, seorang warga Desa Trianggun Jaya, tewas akibat serangan belasan ekor gajah liar saat sedang menyadap getah karet.
BACA JUGA:Elman Ingatkan Solidaritas dan Loyalitas untuk Keberhasilan Bersama
Karsini dan janinnya yang berusia lima bulan dinyatakan tidak dapat diselamatkan.