Sumsel Target SBS "Beres" Tahun Ini, Tinggal 10 Kabupaten/Kota Belum 100 Persen
--
Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi mengatakan buang air sembarangan karena budaya rumah di pinggir sungai, dimana tata letak pembagian rumah yang menempatkan belakangnya menghadap sungai. "Kalau menghadap belakang, sampah dan kotoran tentu dibuang kebelakang. Ini paradigma dan budaya. Sementara negara maju sungai itu ada di depan rumah," jelasnya.
"Tugas kita bersama mengupayakan 5,81 persen lagi keluarga belum terakses jamban sehat dan 18 persen desa/kelurahan belum setop BABS/SBS," tegasnya. Penuntasan praktik ini perlu karena membawa dampak merugikan, baik bagi kesehatan masyarakat maupun lingkungan sekitar hingga konsekuensi ekonomi yang signifikan. "Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan seluruh elemen masyarakat harus bersinergi mencapai tujuan ini, sehingga butuh strategi yang konkret," tegasnya.
Pertama, edukasi dan pemicuan menjadi langkah awal yang krusial. “Kita harus terus menerus mengedukasi masyarakat tentang bahaya BABS dan pentingnya sanitasi yang baik,” jelasnya. Sosialisasi dan kampanye kesadaran harus dilakukan secara intensif dan berkelanjutan melibatkan tokoh masyarakat dan pemimpin lokal sebagai agen perubahan.
Kedua, penyediaan infrastruktur sanitasi yang memadai adalah hal yang tak kalah penting. “Kita harus memastikan setiap rumah tangga memiliki akses ke jamban yang layak hingga aman dan fasilitas sanitasi lainnya,” lanjutnya.
BACA JUGA:Viral Aduan Warga Palembang Soal Layanan Rujukan Puskesmas Sukarami, Dinkes Pastikan Sesuai SOP!
BACA JUGA:Dinkes Lakukan PSN Serentak
Ketiga penguatan regulasi dan penegakan hukum. Peraturan yang melarang BABS harus ditegakkan dengan tegas, disertai pemberian insentif bagi masyarakat yang berhasil menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungannya. "Sanksi bagi yang melanggar juga harus diberlakukan untuk memberikan efek jera," bebernya.
Keempat, pemberdayaan masyarakat harus menjadi fokus utama. Masyarakat perlu dilibatkan dalam setiap tahap program sanitasi, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. "Dengan begitu, mereka akan merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungannya," pungkasnya.