https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Pasar Murah Dijadwalkan Seminggu Sekali, Deflasi 3 Bulan Berturut-turut

Dampak pasar murah terhadap deflasi di Palembang selama 3 bulan terakhir-foto: ist-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Harga komoditi di Metropolis mengalami deflasi (penurunan harga) sejak 3 bulan terakhir, terhitung Juni, Juli dan Agustus 2024. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palembang mencatat deflasi sudah berlangsung sejak Juni sebesar -0, 07 persen, Juli -0, 31 persen, dan Agustus -0, 27 persen. 

Menurut Kepala Dinas Perdagangan Kota Palembang, Isnaini Madani, kondisi deflasi ini bisa dianggap keberhasilan semua elemen terutama dalam rutinitas pelaksanaan pasar murah. "Alhamdulilah kita yang awalnya inflasi di atas angka nasional, sekarang sudah di bawah nasional bahkan sekarang deflasi. Ini sedikit banyak dampak dari pelaksanaan pasar murah yang secara rutin dilakukan di wilayah Kota Palembang," sampainya, Selasa (3/9). 

Dikatakan, melihat perkembangan harga saat ini, rencana ke depan pasar murah akan berlangsung selama satu minggu sekali. "Karena kondisi perkembangan harga di Kota Palembang tiga bulan terakhir ini mengalami deflasi," tuturnya. Isnaini mengatakan pasar murah ini ada jadwal-jadwalnya dan memang tidak dilakukan setiap hari. 

Seperti Selasa kemarin (3/8), pelaksanaan berlangsung di Taman Maskarebet. "Kalau bulan lalu kita rutin seminggu dua kali, Selasa dan Kamis. Menyesuaikan dengan jadwal Bulog sebagai pemasok komoditi terutama beras di pasar murah," ungkapnya. Tapi mendekati hari besar nasional diadakan setiap hari. "Seperti hari raya keagamaan, hari kemenangan, maupun hari jadi Kota Palembang, pasar murah dilaksanakan setiap hari," tambahnya. 

BACA JUGA:Tak Perlu Mahal, Bawang Merah Bisa Hilangkan Bau Badan

BACA JUGA:Imbau Camat-Lurah Gerakkan Masyarakat, Tanam Cabai-Bawang di Pekarangan Rumah

Camat Alang-Alang Lebar, Syahriansyah Ismail (Aan) mengatakan pasar murah ini merupakan program Dinas Perdagangan bekerjasama dengan stakeholder terkait. "Di pasar murah ini barang kebutuhan pokok, seperti beras, daging beku, telur, minyak sayur, gula, tepung terigu. Ini yang paling banyak dicari warga karena dapat disimpan lama,” sampainya. Termasuk juga ada sayur, daging ayam, bawang-bawangan, cabe yang merupakan komoditi yang memicu inflasi. 

"Harapan kita, kegiatan ini bisa dilakukan rutin minimal satu bulan 2 kali supaya masyarakat dapat menyetok komoditi yang inflasi," sebutnya. Namanya pasar murah, lanjut dia, daftar harga di pasar murah bisa dibilang memang lebih murah dari pasaran. Misalnya beras SPHP 5 kg seharga Rp57 ribu, terigu Rp10 ribu, gula pasir PSM Rp17 ribu, minyak goreng MM/Fortune Rp17 ribu, Minyak Kita Rp16 ribu, telur 1 kg Rp21 ribu, daging sapi Rp112 ribu, daging kerbau Rp87 ribu. 

Emma, warga Maskarebet mengungkapkan ia sengaja berbelanja ke pasar murah untuk membeli beras. "Lumayan hemat, kalau di pasaran beras SPHP ini bisa Rp65 ribu, kalau disini Rp57," tuturnya. Sekali beli satu orang bisa 4 karung ukuran 5 kg. "Ini untuk 2-3 minggu," pungkasnya. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan