https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Sawah Kekeringan, Produksi Terancam

MONITORING: Petugas PPEP POPT Kecamatan Muara Kuang, Akhmad Syawaluddin, SP melakukan monitoring di lahan persawahan yang ada di Desa Tanabang Ilir Kecamatan Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir.- FOTO: ANDIKA/SUMEKS-

INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID  - Kekeringan memiliki dampak yang signifikan pada tanaman padi. Beberapa dampak yang terjadi akibat musim kering berkepanjangan pada sektor pertanian dan perkebunan di Indonesia. 

Dampak kekeringan di lahan persawahan juga terjadi di Kabupaten Ogan Ilir. Petugas Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian - Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (PPEP POPT) Kecamatan Muara Kuang, Akhmad Syawaluddin, SP melakukan monitoring terhadap gejala kekeringan ini.  ‘’Kami telah dilaksanakan monitoring dampak Perubahan Iklim (DPI) Kekeringan pada pertanaman padi  di Desa Tanabang Ilir Kecamatan Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir," jelas Akhmad. 

Dikatakan, perubahan iklim tentunya dapat memengaruhi dinamika produksi pertanian khususnya tanaman pangan. Karena terdampak akibat pergeseran musim hujan atau musim kemarau. ‘’Dampak perubahan iklim dapat berujung meningkatnya risiko kehilangan hasil hingga gagal panen,’’ katanya.

Luas pertanaman yang terdampak kekeringan 2 hektare dengan umur tanaman 50-80 hari setelah tanam.  ‘’Varietas yang ditanam adalah Ciherang, Inpari 32 dan Lokal," terangnya. 

Biasanya, saat kekeringan daun padi akan menggulung. Karena tanaman padi mengurangi laju transpirasi untuk menghemat air dengan menutup stomata. ‘’Serta mengurangi penyerapan radiasi matahari, yang pada akhirnya mempengaruhi proses fotosintesis di daun,’’ katanya.


Dampak kekeringan terhadap tanaman padi di Kabupaten Ogan Ilir-foto: ist-

BACA JUGA:Galanggang Arang 2024: Mengungkap Sejarah Pertambangan Batubara Sawahlunto, Jadi Sorotan Kemendikbudristek

BACA JUGA:Sawah Kutaraya, Surga Tersembunyi Bagi Pecinta Layang-layang di Kayuagung Saat Musim Kemarau

Lalu, jumlah daun, anakan, dan anakan produktif per rumpun berkurang. Hal ini menyebabkan ukuran tajuk tanaman mengecil. Akibatnya, tanaman padi mengalami penundaan dalam fase pembungaan dan pematangan biji akibat kekeringan.  ‘’Perubahan morfologi dan fisiologis mengakibatkan penurunan bobot biomasa tanaman. Jumlah gabah per rumpun dan hasil akhir berkurang akibat kekeringan,’’ katanya.

Untuk mengatasi dampak kekeringan, penting memperbanyak pembuatan embung dan waduk saat hujan melimpah. Selain itu, pemilihan varietas padi yang toleran terhadap kekeringan juga dapat membantu mengurangi kerugian akibat musim kering berkepanjangan. 

Dikatakan, rekomendasi yang perlu dilakukan adalah dengan penanganan DPI kekeringan melalui pompanisasi dari sumber air terdekat. Lalu membuat sumur bor dan sumur biopori, normalisasi atau pembersihan saluran air. ‘’Selain itu perlu dilakukan monitoring lanjutan untuk memantau perkembangan tanaman," pungkasnya. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan