Pertahankan Spesies Ikan Langka
*Gemar Makan Ikan, Punya 9 Jenis Pindang
PALEMBANG - Masyarakat di beberapa wilayah Provinsi Sumsel masih cukup banyak mengandalkan hasil tangkap ikan, baik untuk memenuhi kebutuhan lauk pauknya sehari-hari atau untuk meraup pendapatan dari hasil ikan, selain budidaya. Apalagi Sumsel memiliki banyak aliran Sungai karena luas provinsi ini sendiri mencapai 91 ribu km persegi.
Namun sayangnya, beberapa spesies ikan asli pun mulai langka karena penangkapan secara masif di berbagai wilayah perairan Sumsel, dengan meracuni ikan, menyetrum, putas, dan lain sebagainya. Ikan tangkap yang mulai sulit didapatkan itu, seperti tembakang, gabus, sepat mata merah, sepatung, palau jelawat, selincah, betutu, udang galah, juga ikan belido.
Hal ini pun mengundang keprihatinan Gubernur Sumsel, H Herman Deru supaya ikan-ikan langka itu dapat dilestarikan dan dikembangbiakkan. Dia juga melarang mengonsumsi ikan belida. "Jadi saat ini, kalau ada pempek ikan belida itu KW. Sudah sangat miris sekarang, ikan belida di ambang kepunahan. Kita berharap ini menjadi pemikiran bersama,” ujarnya dalam Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan Indonesia (FP2TPKI) di Hotel Beston, kemarin (9/3).
BACA JUGA : Semangat Perjuangkan Musik Tanah AirKarena lewat forum yang digelar kemarin, Deru meminta bisa melahirkan intelektual baru. Harus dibekali ilmu, bukan hanya pengembangbiakan, tetapi dapat mempertahankan spesies yang ada. “Ikan belida yang masuk Sumsel banyak dari Kalimantan, itu sebelum pelarangan oleh pemerintah pusat. Sekarang ikan gabus juga kita dapat dari provinsi lain. Saya harap kehadiran bapak/ibu dalam forum ini dapat memberi sumbangsih bagaimana mempertahankan spesies ikan lokal Sumsel yang mulai langka,” ujarnya.
Termasuk pula meningkatkan produksi ikan hasil tangkap maupun budidaya. “Orang Sumsel gemar makan ikan. Saking cintanya ikan, di Sumsel ini ada 9 macam makanan pindang, dari Pindang Musi, Pegagan, Komering, Pagaralam. Ikan adalah makanan kedua setelah nasi. Dan bagaimana bisa kita hasilkan sendiri. Kita buat Sumsel Mandiri Pangan. Gara-gara ikan, stunting berkurang," ungkapnya.
Deru pun bangga Provinsi Sumsel menjadi tuan FP2TPKI. Dia berharap pertemuan ini juga dapat menghasilkan ide kreatif, seperti mempertahankan spesies ikan yang mulai langka di Sumsel, misalnya melahirkan rekomendasi bagi Sumsel, terutama masalah budidaya ikan. Gubernur juga mengapresiasi Universitas Sriwijaya yang menggagas pembudidayaan dan melepas ikan langka di embung milik Unsri. "Beri kami ilmu sebagai bekal. Karena Sumsel spesifik nomor dua setelah Jepang, gemar makan ikan. Akibat makan ikan, selain cerdas wong Palembang jugo calak alias cerdik," gurau Gubernur.